"Di Korea Utara, mereka hanya melihatnya sebagai penyakit yang menakutkan," ucap Seo.
Sementara itu, para wartawan dan peneliti telah mendengar tentang wabah itu.
Robert Lauler, seorang mantan pekerja LSM dan editor bahasa Inggris di Daily NK, sebuah publikasi online yang memiliki kontak di Korea Utara, mengatakan bahwa sumbernya telah melaporkan 82 orang dalam karantina, dan 23 orang tewas akibat virus corona di negara tersebut.
"Informasi itu dari beberapa minggu yang lalu," kata Lauler.
"Minggu lalu, kami juga memuat berita tentang laporan militer yang menyatakan bahwa sekitar hampir 200 tentara telah meninggal karena gejala yang tampak sebagai coronavirus.
Sad to say farewell this morning to colleagues from German Embassy and French Office #NorthKorea which are closing temporarily. #BritishEmbassy remains open. #àbientôt #bisbald in #Pyongyang #DPRK pic.twitter.com/bHWPFixiiI
— Colin Crooks (@ColinCrooks1) March 8, 2020
Baca Juga: Berikut Deretan Artis, Aktor Hollywood, dan Atlet yang Terinfeksi Virus Corona
"Tetapi dalam semua kasus ini, jumlah yang kami keluarkan belum tentu 100 persen dari coronavirus. sumber kami telah menyarankan bahwa telah terjadi wabah dan bahwa orang sedang sekarat," imbuhnya.
Lebih lanjut, Seo Jae-pyoung mengungkapkan jika peralatan medis di Korea Utara jauh dari kata memadai.
"Di luar Pyongyang dan Hamhung, saya peraya hampir tidak ada lembaga medis di mana orang bisa dapat dengan mudah mendapatkan perawatan.
"Sebagian besar kota tidak memiliki ambulans atau transportasi untuk pasien, dan banyak orang yang harus melakukan karantina di rumah," papar Seo.
(*)
Source | : | ALJAZEERA |
Penulis | : | Nopsi Marga |
Editor | : | Nopsi Marga |