Sebagai gantinya, Perez membuat dua jadwal yang harus dipatuhi setiap harinya, pertama jadwal merawat diri mulai dari bangun tidur, mandi, sarapan, tidur siang, bermain di halaman, dan sebagainya.
Kedua adalah jadwal bekerja, di mana di dalamnya termasuk mengerjakan tugas sekolah, membaca buku, atau menonton tayangan dokumenter yang menambah pengetahuan.
Kemudian, atur waktu khusus belajar.
Pada anak yang lebih besar, ini berarti waktu untuk menyelesaikan tugas sekolah.
Sedangkan, pada anak yang belum sekolah, kamu bisa menyediakan sesuatu yang menarik untuk dikerjakan anak, seperti lembar mewarnai atau origami untuk berkreasi.
Dengan demikian, kamu juga punya waktu untuk menyelesaikan pekerjaanmu.
“Di sore hari aku mengizinkan mereka bersosialisai dengan teman-temannya secara virtual,” kata Perez.
Selain itu menurut Perez, masa isolasi ini menambah banyak daftar keahlian anak-anak, salah satunya mencuci piring.
“Ini benar-benar nyata. Jika selama masa belajar di rumah membuat mereka semakin mandiri, tentu ini hal yang luar biasa,” ujar Perez.
Maira Wenzel dan suaminya sama-sama bekerja untuk Microsoft dan telah menjalani WFH selama dua minggu.
Mereka menyadari bahwa mereka bisa bekerja bersama di dalam satu ruangan , tetapi tidak saat keduanya menerima panggilan.
“Kami membuat ruang kantor kecil di rumah, tetapi itu di tengah ruang main anak,” kata Wenzel.
Muncul dalam video calls dikelilingi mainan memang bisa dimaklumi rekan kerjanya dalam situasi tersebut.
Apalagi, kedua anaknya, baik yang masih duduk di TK dan yang sudah kelas 3 SD juga sedang menjalani kegiatan belajar di rumah.
Agar komunikasi dengan rekan kerja berjalan baik, maka Wenzel membuat kesepakatan dengan sang suami untuk berbagi tugas sesuai kalender kerja mereka.
Di hari pertama anak-anak belajar di rumah, Wenzel membuatnya seakan itu hari libur, dengan membiarkan anak-anak bermain video games dan bersantai sebelum mereka memulai rutinitas.
Tetapi, ia harus bertanggung jawab membuat anak-anak yang sedang berteriak, menjadi tenang dan terdiam ketika suaminya dalam panggilan konferensi.
“Sebenarnya hal seperti ini bisa terjadi pada siapa saja,” katanya.
(*)
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Okki Margaretha |