Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Imbauan yang dikeluarkan pemerintah untuk melakukan physical distancing nampaknya banyak diikuti oleh berbagai institusi dan perusahaan.
Langkah yang mereka ambil adalah melakukan bekerja dari rumah atau work from home (WFH) yang telah berlangsung sejak 16 Maret 2020 lalu sampai saat ini.
Kebijakan ini dikeluarkan pemerintah untuk mencegah penyebaran virus corona atau covid-19.
WFH menjadi kebaikan tersendiri bagi para pekerjanya, namun banyaknya ganguan yang tak terduga kerap menjadi penghalang WFH ini.
Misalnya dalam kondisi tertentu, seperti anak sakit.
Melakukan WFH selama berminggu-minggu di tengah penutupan sekolah sementara saat wabah corona, bukanlah hal mudah.
Pandemi virus corona telah memaksa semua orang untuk tetap di dalam rumah.
Ketika jam kerja dan jam sekolah di rumah ada di waktu yang sama, orangtua cenderung sulit fokus menyelesaikan pekerjaan, karena harus mendampingi anak belajar, terutama anak-anak yang berusia lebih kecil.
Jika kamu mengalaminya, tenang kamu tidak sendirian.
Lantas, apa yang harus dilakukan orangtua agar pekerjaan bisa diselesaikan dengan baik, anak-anak bisa belajar dengan lancar, sekaligus menjaga anak-anak dan anggota keluarga lain tetap sehat?
Dilasir Grid.ID dari Kompas.com, berikut empat langkah yang bisa kamu lakukan agar semua berjalan baik dalam berbagai kondisi.
Elana Benatar, seorang terapis anak di Lotus Point Wellness di wilayah Washington DC mengatakan, bekerja dari rumah bersama anak-anak untuk jangka waktu yang tidak diketahui adalah wilayah yang belum dipetakan untuk keluarga.
“Penting untuk berbicara dengan anak-anak tentang apa yang terjadi, pada tingkat usia yang sesuai,” katanya.
Beberapa anak mungkin tidak mengerti apa yang sedang terjadi hingga ia tak bisa pergi ke sekolah dan melihat kamu membatasi mereka dengan cara yang tampaknya tidak masuk akal.
Lebih lanjut, "jelaskan kepada mereka bahwa kita semua berusaha menjaga orang-orang di sekitar kita."
Kamu bisa jelaskan soal social distancing menggunakan cerita film, misalnya Elsa dan Anna dari film Frozen.
Dalam film ini, Elsa harus menjauh dari saudara perempuannya untuk menjaga saudara perempuannya tetap aman.
Cerita dalam film umumnya lebih mudah diterima oleh anak-anak.
Katie Stone Perez, manajer program Xbox di Redmond, Washington berbagi cerita bagaimana dirinya harus bekerja dari rumah bersama dua orang anak, Emma (8) dan Elizabeth (10).
Sebagian orangtua, sibuk mencari daftar aktivitas online yang berkaitan dengan pelajaran sekolah tanpa menghiraukan biayanya, sementara itu beberapa orangtua lainnya menghapus pembatasan pemakaian gawai.
Sedangkan Perez mengaku berusaha menyeimbangkan keduanya.
Meski demikian, menurut Perez, teknologi di pagi hari cenderung menimbulkan masalah.
“Jika aku membiarkan anak-anak bersentuhan dengan elektronik sebagai aktivitas pertama mereka di pagi hari, maka mereka akan jadi sangat menyebalkan, karena mereka akan bertengkar sepanjang hari.”
Sebagai gantinya, Perez membuat dua jadwal yang harus dipatuhi setiap harinya, pertama jadwal merawat diri mulai dari bangun tidur, mandi, sarapan, tidur siang, bermain di halaman, dan sebagainya.
Kedua adalah jadwal bekerja, di mana di dalamnya termasuk mengerjakan tugas sekolah, membaca buku, atau menonton tayangan dokumenter yang menambah pengetahuan.
Kemudian, atur waktu khusus belajar.
Pada anak yang lebih besar, ini berarti waktu untuk menyelesaikan tugas sekolah.
Sedangkan, pada anak yang belum sekolah, kamu bisa menyediakan sesuatu yang menarik untuk dikerjakan anak, seperti lembar mewarnai atau origami untuk berkreasi.
Dengan demikian, kamu juga punya waktu untuk menyelesaikan pekerjaanmu.
“Di sore hari aku mengizinkan mereka bersosialisai dengan teman-temannya secara virtual,” kata Perez.
Selain itu menurut Perez, masa isolasi ini menambah banyak daftar keahlian anak-anak, salah satunya mencuci piring.
“Ini benar-benar nyata. Jika selama masa belajar di rumah membuat mereka semakin mandiri, tentu ini hal yang luar biasa,” ujar Perez.
Maira Wenzel dan suaminya sama-sama bekerja untuk Microsoft dan telah menjalani WFH selama dua minggu.
Mereka menyadari bahwa mereka bisa bekerja bersama di dalam satu ruangan , tetapi tidak saat keduanya menerima panggilan.
“Kami membuat ruang kantor kecil di rumah, tetapi itu di tengah ruang main anak,” kata Wenzel.
Muncul dalam video calls dikelilingi mainan memang bisa dimaklumi rekan kerjanya dalam situasi tersebut.
Apalagi, kedua anaknya, baik yang masih duduk di TK dan yang sudah kelas 3 SD juga sedang menjalani kegiatan belajar di rumah.
Agar komunikasi dengan rekan kerja berjalan baik, maka Wenzel membuat kesepakatan dengan sang suami untuk berbagi tugas sesuai kalender kerja mereka.
Di hari pertama anak-anak belajar di rumah, Wenzel membuatnya seakan itu hari libur, dengan membiarkan anak-anak bermain video games dan bersantai sebelum mereka memulai rutinitas.
Tetapi, ia harus bertanggung jawab membuat anak-anak yang sedang berteriak, menjadi tenang dan terdiam ketika suaminya dalam panggilan konferensi.
“Sebenarnya hal seperti ini bisa terjadi pada siapa saja,” katanya.
(*)
Viral Polisi Tembak Polisi, AKP Dadang Iskandar Nekat Tembak Juniornya hingga Tewas, Ternyata Sempat Beri Ancaman Ini ke Polisi Lain
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Okki Margaretha |