"Bagi kita yang berasal dari keluarga berpenghasilan rendah, ada harapan bahwa begitu kita lulus, kita diharapkan untuk membantu membawa uang ke rumah dan membawa makanan ke meja untuk keluarga kita. Saya tahu bahwa bagi kebanyakan dari kita, itu akan sangat sulit,” kata Mier.
Mier adalah salah satu dari ribuan mahasiswa di seluruh dunia yang mengalami dampak atas ini semua, ketika sekolah-sekolah beralih ke pembelajaran online di tengah pandemi corona.
Mier sangat menantikan untuk membawa orang tuanya, yang berimigrasi ke AS dari Meksiko untuk hadir di kelulusan kuliahnya.
Tetapi pada saat ini, kegiatan USC telah ditunda tanpa batas waktu.
"Orangtua saya banyak berkorban untuk saya dengan datang ke negara ini. Saya sangat senang merayakan pencapaian besar ini bersama mereka di bulan Mei,” kata Mier.
Jika Gen Z benar-benar lulus dalam situasi kemunduran, itu bisa menambah banyak beban yang sudah mereka hadapi.
Jika tingkat pengangguran terus meningkat, itu bisa menahan pemulihan ekonomi.
Ekonom di Morgan Stanley memperkirakan bahwa pengangguran dapat melonjak dari tingkat saat ini dari 4% menjadi setinggi 12,8%.
Sebagai perbandingan, puncak pengangguran selama resesi hebat adalah 10%, menurut Biro Statistik Tenaga Kerja.
David Yaffe Bellany dari The New York Times melaporkan bahwa daftar pekerjaan antara pertengahan Februari dan pertengahan Maret turun 29 persen dibandingkan dengan tahun lalu.
Iklan pekerjaan untuk toko ritel khususnya, turun 14 persen, sementara iklan pekerjaan acara turun 20 persen, dan iklan pekerjaan kasino dan hotel turun 23 persen.
(*)
Source | : | bussinessinsider.sg |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Okki Margaretha |