Rasa yang sama juga disebut bisa mendorong orang lebih terlibat dalam kegiatan sosial, khususnya membantu mereka yang membutuhkan.
Studi yang dipublikasikan melalui US National Library of Medicine tersebut berjudul ‘Tentang Kebosanan dan Identitas Sosial: Pendekatan Pengaturan Makna Pragmatis’.
Wijnand van Tilburg dari Universitas Limerick mengatakan, orang-orang yang bosan merasa bahwa tindakan mereka tidak ada artinya.
Hal itulah yang membuat mereka terinspirasi untuk terlibat dalam kegiatan yang lebih bermakna.
Artinya, jika melakukan tindakan yang baik dan murah hati dapat memenuhi tujuan tersebut, maka artinya kebosanan dapat mempromosikan perilaku pro-sosial.
Menurut Van Tilburg, hubungan positif antara kebosanan dan agresi, kemarahan, dan permusuhan dapat dijelaskan dengan kebutuhan mereka yang bosan terhadap kegiatan yang dapat membangkitkan suasana hati.
Mereka kemungkinan besar akan mendapatkan skor tinggi pada poin yang disebut "tindakan mencari sensasi".
Di sisi lain, jika orang merasa tidak berarti, mereka lebih cenderung melakukan tindakan yang mereka yakini akan membangun kembali rasa kebermaknaan mereka.
Baca Juga: Hal-hal yang Harus Kamu Ketahui Tentang Masker Kain
Van Tilburg menambahkan, orang-orang seperti ini tidak hanya terlibat dalam sesuatu yang menurut mereka menyenangkan dan menarik.
Lebih jauh, Van Tilburg mengatakan, kebosanan bisa menjadi motivasi besar untuk menyelesaikan tugas-tugas yang tidak menyenangkan namun penting.
Efektif Turunkan Kolesterol Jahat, Inilah 7 Manfaat Jahe, Bisa Dijadikan Infused Water atau Wedang Jahe
Source | : | Kompas.com,psychologytoday.com |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Okki Margaretha |