"Belum diketahui apa yang menyebabkannya, namun sebenarnya kondisi ini bisa dideteksi dengan ultrasonografi (USG) di usia kehamilan 3-4 bulan," jelas
dokter spesialis kebidanan dan kandungan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo (FKUI/RSCM) Dwiana Ocviyanti.
Oleh karena itu, dia menegaskan agar ibu hamil tidak malas memeriksakan kehamilannya secara teratur.
Meskipun kehamilan pertama bisa dilewati dengan sehat, risiko kondisi ini bisa terjadi di kehamilan berikutnya, bahkan justru meningkat.
(Beri Nama Anaknya 'Donald Trump', Keluarga Ini Justru Alami Kesulitan Hidup)
6. Solusio plasenta
Kondisi ini dikenal juga dengan istilah awam ari-ari lepas.
Solusio plasenta biasanya terjadi karena trauma, seperti terjatuh, atau mendapat kekerasan.
Kondisi ini berbahaya karena akan memicu pendarahan dini dan mengakibatkan kematian bagi ibu maupun janin
7. Infeksi
Dalam Survei Demografi Kesehatan Indonesia, infeksi memengaruhi 22% kematian saat melahirkan.
Infeksi juga bisa terjadi di masa kehamilan atau saat melahirkan.
Terdapat beberapa infeksi yang sebaiknya diwaspadai ibu hamil sebagai penyebab kematian saat melahirkan.
Tuberkulosis menjadi infeksi yang perlu segera ditangani karena penyakit ini dapat memengaruhi perkembangan janin dan mengganggu proses persalinan.
Hepatitis akibat infeksi virus yang menyerang organ hati juga harus diwaspadai.
Infeksi virus hepatitis E dinilai paling meningkatkan risiko kematian dan ditakuti ibu hamil.
Infeksi yang juga harus diwaspadai adalah erisipleas yang disebabkan kuman Streptococcus hemolyticus yang bisa menyebabkan peradangan di seluruh jaringan organ tubuh. (*)
Penulis | : | Corry Wenas Samosir |
Editor | : | Al Sobry |