Pada bagian inilah Arnold mendapatkannya. Namun, dia menolak untuk menunjukkan kontrak jual beli tersebut, dengan dalih dia harus tunduk pada perjanjian non-pengungkapan.
Tas itu, kata dia, merupakan bagian dari koleksi yang belum selesai dan melibatkan bahan serupa yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam pembuatan pakaian.
Baca Juga: Kabar Gembira! Mark NCT Dipulangkan Kembali Ke NCT Dream, Formasi Utuh Lagi Deh
Sementara, untuk material lidah buaya, dia mengatakan bahan itu adalah produk sampingan dari industri daging dan kulit buaya.
Selain itu, buaya pun tidak masuk dalam kategori hewan yang terancam punah di AS.
"Butuh sedikit percobaan untuk membuat bahan dari lidah agar rata dan cukup kenyal," kata dia.
Menyusul keributan media sosial atas tas itu, Arnold Putra mengunggah konten lewat fitur Instagram Story yang menyebut -entah serius atau bercanda- koleksinya berasal dari sisa-sisa manusia yang telah diplastinasi.
Legalitas pembelian dan penjualan tulang manusia bervariasi di seluruh dunia.
Perdagangan itu legal di banyak negara bagian AS, menurut laman National Geographic.
Praktik ini juga legal di Kanada -pada tahun 2017 jaringan Global News TV memprofilkan SkullStore, toko yang menjual sisa-sisa tubuh manusia.
Tinggal di Jepang, WNI Ngaku Saat Lahiran Malah Diberi Uang Segini oleh Pemerintah Negeri Sakura
Penulis | : | None |
Editor | : | Winda Lola Pramuditta |