Pasalnya, ada sejumlah hal yang belum diketahui pasti soal virus corona jenis baru ini.
Namun demikian, pandemi yang terjadi membuat dunia harus menyeimbangkan keamanan dan kecepatan dari pengembangan vaksin ini.
Uji coba vaksin sendiri memiliki dewan keamanan data dan pengawasan (DSMB) yang melakukan peninjauan secara berkala.
Jika DSMB menemukan bukti bahwa vaksin menawarkan tingkat perlindungan yang tinggi, kemungkinan uji coba akan dihentikan dan persetujuan vaksin akan dipercepat.
Begitu pula sebaliknya, apabila vaksin dideteksi menyebabkan bahaya, pengujian terhadap relawan pun akan dihentikan.
Sebelumnya pernah diberitakan bahwa seorang wanita di Amerika Serikat rela menjadi “kelinci percobaan” demi menyelamatkan umat manusia.
Adalah Jennifer Haller, yang menjadi relawan pertama di pusat kesehatan Seattle.
"Semua orang terlihat tidak memiliki harapan saat ini, dan saya menyadari ada cara untuk saya bisa membantu. Maka dari itu saya sangat senang bisa berada di sini," kata Jennifer.
Sembari tersenyum, Jennifer Haller rela disuntikan vaksin corona yang belum pernah dicoba ke manusia.
(*)
3 Bulan Nunggak SPP, Siswa SD Duduk di Lantai Jadi Tontonan Teman Sekelas, Pagi sampai Siang Tak Boleh Duduk di Bangku
Source | : | Kompas.com,GridHype.ID |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Deshinta Nindya A |