Cerita Lee kemudan diterbitkan menjadi sebuah buku dengan judul The Girl With Seven Names.
Sejak 2013, persentasinya di TED Talk telah ditonton lebih dari 4 juta kali.
Lee juga telah menceritakan pengalamannya ini di Forum Kebebasan Oslo dan Dewan Keamanan PBB.
Samantha Power yang saat itu merupakan Duta Besar AS untuk PBB mengatakan jika kisah Hyeongseo Lee ini berbeda dari kisah lainnya.
Karena kisah itu bisa membawa kita semua ke dunia paranoid berdarah dari Republik Rakyat Demokratik Korea.
Lee menyadari risiko besar yang mengancam di depannya.
Dia bahkan juga menerima sebuah pesan yang mengancam.
"Tentu saja aku takut, karena rezim telah membunuh pembelot. Tapi aku tidak bisa tinggal diam ketika melihat adanya pelanggaran HAM yang mengerikan", ungkap Lee.
Lalu, ia memutuskan untuk menggunakan suaranya untuk melawan pelanggaran HAM ini.
"Aku akan terus melakukannya, karena suatu hari kita pasti akan menyelesaikan masalah ini".
Dan benar saja, beberapa hari yang lalu tepatnya pada Jumat (27/04/2018) dua pemimpin besar Korea melakukan sebuah pertemuan penting yang akan merubah sejarah dunia.
Setelah bertahun-tahun yang dinantikan itu, akhirnya masa-masa perdamaian itu pun tiba.
Semoga, bukan hanya Korut-Korsel yang mengambil langkah perdamaian.
Tetapi juga diikuti oleh negara-negara lain di dunia yang saat ini masih bersitegang dalam peperangan.(*)
Lolly Datang ke Kantor Polisi Ditemani Nikita Mirzani Pekan Depan, Vadel Badjideh Bakal Dipenjara?
Source | : | glamour.com |
Penulis | : | Septiyanti Dwi Cahyani |
Editor | : | Septiyanti Dwi Cahyani |