"Dua hari mereka nangis-nangis terus. Tiap malam katanya didatangi dan dibayang-bayangi hantu di rumah hantu," kata Mulyono, Sabtu (25/4/2020).
Baca Juga: Tak Kuat Tanggung Biaya Operasional, HOOQ Resmi Ditutup 30 April 2020
Karantina di rumah
Setelah kejadian itu, orangtua pemudik memohon kepada kepala desa agar anak mereka bisa dikarantina di rumah.
Mulyono akhirnya mengabulkan permohonan itu dengan syarat orangtua harus mengawasi anaknya dengan ketat.
"Orangtuanya setuju untuk membantu dan mengawasi anaknya karantina mandiri di rumah akhirnya kita lepaskan dari rumah hantu," ujar dia.
Bangunan tua di tengah kota Sragen, Jawa Tengah, rencananya akan dijadikan tempat karantina bagi Orang Dalam Pemantauan (ODP) yang tidak mau menjalani karantina mandiri di rumah.
Baca Juga: Kliennya Mangkir Lagi dari Sidang dengan Falcon Pictures, Kuasa Hukum Jefry Nichol Ungkap Alasannya
Bangunan tua tersebut merupakan rumah dinas mandor Pabrik Gula Tebu yang berada di kompleks bekas Pabrik Gula Sido Wurung atau lebih dikenal dengan Kedoeng Banteng, Desa Gondang, Kecamatan Gondang, Kabupaten Sragen.
Rumah yang dibangun sejak zaman penjajahan Belanda itu, kondisinya memang terlihat angker dan menyeramkan.
Catnya sudah mengelupas, ditambah banyaknya lumut di dinding rumah.
Adapun kayu-kayu di depan rumah juga mengalami pengeroposan dan tampak pekat.
5 Arti Mimpi Pakai Baju Ungu, Simbol Keberuntungan atau Justru Kesialan? Simak Penjelasannya
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Okki Margaretha |