Laporan Wartawan Grid.ID, Silmi Nur A
Grid.ID - Memasuki bulan Ramadhan 2020, umat muslim diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa.
Rutinitas umat muslim pun akan berubah di Ramadhan 2020.
Puasa Ramadhan 2020 dinilai mampu membawa sejumlah manfaat bagi kesehatan.
Namun ada juga argumen yang mengatakan jika manfaat ini juga mungkin diimbangi oleh efek negatif yang mungkin menganggu pola tidur tubuh, dilansir dari Aljazeera.
Baca Juga: Fans Heboh, Jin dan Jungkook BTS Jadi Cameo dalam Video Klip Selena Gomez Boyfriend Versi Terbaru!
Ibadah puasa dilakukan sedari matahari terbit hingga terbenam.
Hal ini berarti mengharuskan umat muslim bangung sebelum matahari terbit untuk makan sahur.
Kemudian umat muslim baru dapat berbuka puasa di saat matahari terbenam.
Tahun ini akan berbeda karena banyak masjid tetap ditutup selama pandemi corona.
Dan sebagian besar kegiatan peribadatan akan dilakukan dari rumah.
Lalu, apakah pola tidur yang terganggu ini dapat membuat kita lebih berisiko tertular infeksi?
Para ilmuwan mengungkap jika lama waktu tidur sama pentingnya untuk kesehatan seperti nutrisi dan olahraga.
Kualitas tidur yang baik dikaitkan dengan berkurangnya risiko-risiko obesitas, konsentrasi dan daya ingat yang lebih baik, risiko penyakit jantung dan stroke yang berkurang, risiko diabetes tipe 2 yang berkurang, risiko depresi dan kecemasan yang berkurang, dan yang terpenting, sistem kekebalan tubuh yang lebih sehat.
Baca Juga: Tempurung Kepala Janin Tak Terlihat, Ringgo Agus Rahman Panik Jika Sabai Harus Keguguran Lagi
Agar sistem kekebalan tubuh bekerja secara efektif, imun harus mampu mengenali benda asing seperti virus atau bakteri ketika memasuki tubuh.
Protein yang dikenal sebagai sitokin merupakan bagian dari respon imun tubuh terhadap infeksi.
Selain mengenali adanya infeksi, sitokin mengirim pesan ke sel yang tidak terinfeksi agar mereka bersiap diri untuk menghadapi serangan.
Sitokin juga memberi sinyal pada enzim yang membantu melawan infeksi.
Penelitian telah menunjukkan bahwa sitokin tidak hanya bekerja paling baik selama tidur, tetapi sebenarnya diproduksi ketika seseorang tertidur.
Studi lain menunjukkan bahwa orang yang tidur lebih banyak juga memiliki reaksi yang lebih baik terhadap vaksin.
Artinya, mereka memiliki kekebalan yang lebih baik terhadap penyakit yang diberikan vaksin daripada mereka yang kurang tidur.
Ini telah terbukti untuk vaksin flu dan untuk vaksin hepatitis B.
Akan sulit selama bulan Ramadhan untuk mempertahankan delapan jam tidur terus menerus yang direkomendasikan oleh para ahli, tetapi ada beberapa cara untuk mengatasinya.
Kamu bisa mendapatkan 8 jam tidur sehari jika sedikit berusaha dengan tidak begadang tanpa melakukan sesuatu.
Kamu juga bisa mengambil tidur siang selama 20-30 menit untuk memulihkan energi.
Apalagi dengan keadaan yang disebabkan karena pandemi, sebagian besar dari kita diharuskan untuk bekerja dari rumah.
Kualitas tidur dapat dipengaruhi oleh apa yang kamu makan.
Godaan untuk terlalu memanjakan diri dengan makanan yang tidak sehat ketika saatnya berbuka puasa dapat mengakibatkan konsumsi makanan yang kaya kalori dan gula.
Ini dapat mengurangi kualitas tidur kamu di malam hari.
Jadi, sesulit mungkin, cobalah untuk menyeimbangkan ini dengan alternatif yang lebih sehat.
(*)
Gagal Move On dan Tak Terima sang Mantan Pacar Sudah Punya Kekasih Baru, Pria Ini Culik sang Wanita tapi Keciduk Polisi, Begini Akhirnya
Source | : | aljazeera.com |
Penulis | : | Silmi |
Editor | : | Okki Margaretha |