Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Siapa yang menyukai rasa pedas?
Sensasi rasa pedas memang banyak disukai orang Indonesia.
Bahan utama untuk rasa ini adalah cabai.
Cabai memiliki berbagai jenis dan ukuran.
Meskipun demikian, cabai tetap saja memiliki rasa yang pedas.
Rasa pedas yang mendominasi cabai disebabkan oleh adanya senyawa capsaicin di dalamnya.
Senyawa ini merupakan zat yang bertanggung jawab terhadap rasa pedas pada cabai.
Capsaicin secara alami dapat ditemukan di biji dan “urat” putih buah cabai.
Oleh karena ini, untuk mengurangi rasa pedasanya, biji cabai biasanya dibuang berikut dengan “urat” putihnya.
Dilansir Grid.ID dari Kompas.com, dijelaskan dalam buku Cabai Rawit (2003) oleh Ir. Bambang Cahyono, dibanding cabai besar, seperti cabai merah dan cabai hijau, termasuk papripa, kandungan capsaicin dan dihidrocapsaicin pada cabai rawit ternyata lebih tinggi.
Oleh karena itu, cabai rawit memiliki rasa lebih pedas daripada jenis cabai lainnya.
Rasa pedas pada cabai juga bisa dihitung dengan menggunakan Skala Scoville (SHU).
Cabai rawit diketahui memiliki nilai 100.000 ketika diukur menggunakan SHU.
Sementara, cabai merah besar hanya 30.000-50.000 SHU.
Nah, sekarang bagaimana dengan kandungan gizinya?
Lebih sehat cabai rawit, cabai merah, atau cabai hijau ya?
Untuk menentukan mana yang lebih sehat, pertimbangannya bisa mengacu pada perbedaan kandungan nutrisi pada masing-masing jenis cabai.
Dikutip buku Cerdas Memilih Sayuran: Plus Minus 54 Jenis Sayuran (2010) oleh Lanny Lingga, setiap jenis cabai memiliki kandungan nutrisi yang berbeda-beda.
Proses pengolahan juga bisa mengubah kandungan nutrisi pada cabai.
Sebagai contoh, jika dikeringkan, jumlah kalori cabai semakin meningkat karena penyusutan air akan menambah kalori yang berasal dari bagian padatan.
Berikut ini perbedaan gizi pada tiga jenis cabai dengan berat bahan masing-masing 100 gram yang bersumber dari Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI (1992):
Cabai rawit
- Energi 103 kcal
- Protein 4,7 gram
- Lemak 2,4 gram
- Karbohidrat 19,9 gram
- Kalsium 45 gram
- Fosfor 85 gram
- Zat besi 2,5 gram
- Vitamin A 11.050 mg
- Vitamin B1 0,24 mg
- Vitamin C 70 mg
- Air 71,2 gram
Cabai merah
- Energi 31 kcal
- Protein 1,0 gram
- Lemak 0,3 gram
- Karbohidrat 7,3 gram
- Kalsium 29 gram
- Fosfor 24 gram
- Zat besi 0,5 gram
- Vitamin A 470 mg
- Vitamin B1 0,05 mg
- Vitamin C 18 mg
- Air 90,9 gram
Cabai hijau
- Energi 23 kcal
- Protein 0,7 gram
- Lemak 0,3 gram
- Karbohidrat 5,2 gram
- Kalsium 14 gram
- Fosfor 23 gram
- Zat besi 0,4 gram
- Vitamin A 260 mg
- Vitamin B1 0,05 mg
- Vitamin C 88 mg
- Air 93,4 gram
Jika melihat daftar tersebut, cabai rawit memiliki kandungan vitamin A lebih tinggi daripada cabai hijau maupun cabai merah.
Seperti diketahui, fungsi vitamin A bagi tubuh sangatlah banyak dan vital.
Vitamin A salah satunya diperlukan untuk menjaga ketajaman penglihatan dan mencegah infeksi akibat virus.
Lebih lanjut, dikutip dari Grid Health, ternyata makan cabai rawit akan memberikan dampak yang menguntungkan pada mereka yang kelebihan berat badan dan menderita diabetes.
Sebuah penelitian di Inggris pada 2014 menemukan, makan cabai secara teratur akan menurunkan kadar gula darah dalam tubuh hingga 60% serta mengaktifkan kerja insulin.
Kemudian, untuk vitamin C pada cabai rawit juga terbilang tinggi, bahkan jauh lebih tinggi daripada cabai merah.
Namun, jika dibandingkan dengan cabai hijau besar, kandungan vitamin C pada cabai rawit terhitung lebih sedikit, meski tidak terpaut jauh.
Jika sering mengalami sariawan dan gusi bengkak, tandanya kamu perlu tambahan asupan vitamin C.
Dengan begitu, cobalah sering menikmati makanan pedas agar kesehatan mulut dan gusi bertambah baik.
Tak hanya itu, bagi kamu yang merasa repot untuk mengurangi lemak dalam tubuh, rajinlah makan makanan pedas.
Hal itu dikarenakan vitamin C dapat mencegah penimbunan lemak.
Di mana, vitamin C akan mepercepat proses pencernaan.
Agar lebih optimal, tentu kamu bisa memilih mengonsumsi cabai hijau yang paling tinggi mengandung vitamin C tersebut.
Mengonsumsi cabai juga akan membuat sirkulasi darah menjadi bertambah, dan peningkatan sirkulasi ini bertindak sebagai pengencer darah untuk melindungi dari serangan stroke.
Masing-masing jenis cabai tersebut memang memiliki keunggulan masing-masing.
Jadi, untuk menentukan jenis cabai mana yang lebih sehat, tergantung dengan kebutuhan nutrisi.
Namun tetap, konsumsilah dalam batas yang wajar, ya.
(*)
Viral Polisi Tembak Polisi, AKP Dadang Iskandar Nekat Tembak Juniornya hingga Tewas, Ternyata Sempat Beri Ancaman Ini ke Polisi Lain
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Winda Lola Pramuditta |