Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Kehamilan merupakan masa-masa yang paling sensitif bagi perempuan.
Pada periode ini, perempuan membutuhkan asupan nutrisi yang sehat untuk mengoptimalkan tumbuh kembang bayi dalam kandungan.
Memilih makanan yang sehat dan baik untuk kandungan bisa menjadi hal yang membingungkan.
Sebab, sebagian jenis makanan mungkin tak aman untuk dikonsumsi.
Baca Juga: Diluar Dugaan! Ini 10 Fakta Ereksi yang Menakjubkan, Ssst.. Salah Satunya Bahas Durasi Loh
Salah satunya adalah makanan mentah.
Beberapa makanan mentah atau setengah matang seperti telur, steak, atau sushi memang enak untuk dikonsumsi.
Namun jika dikonsumsi oleh ibu hamil, makanan tersebut justru dapat meningkatkan risiko keguguran dan bayi lahir prematur.
Baca Juga: Langsung Coba Malam Ini! 6 Hal yang Akan Membuat Hubungan Intim Makin Bergairah, Rugi Jika Terlewat
Dilansir Grid.ID dari Tribun Ternate, berikut ini makanan yang sebaiknya dihindari ibu hamil:
Meskipun sebagian besar ikan punya nutrisi yang baik, ibu hamil sebaiknya berhati-hati dalam mengonsumsinya.
Pasalnya, beberapa ikan diketahui mengandung merkuri.
Merkuri dalam jumlah yang tinggi dapat menjadi racun bagi sistem saraf, sistem kekebalan tubuh, dan ginjal.
Pada anak-anak, keracunan merkuri juga bisa menyebabkan masalah perkembangan otak yang serius.
Baca Juga: Waw! 6 Fakta Menarik Soal Orgasme Wanita Ini Bikin Suami ‘Doyan’, Nomor 5 Paling Penting
Jenis ikan yang diketahui memiliki kadar merkuri tinggi seperti king mackerel, hiu, marlin, dan ikan todak.
Sedangkan ikan dengan kadar merkuri yang aman dikonsumsi ibu hamil karena kandungan merkuri rendah seperti teri, sarden, lele, salmon, serta tilapia (nila dan mujair).
Sama seperti ikan bermerkuri tinggi, sebaiknya ibu hamil tidak mengonsumsi ikan mentah atau setengah matang.
Ini karena ikan yang tidak dimasak secara sempurna dapat menyebabkan beberapa infeksi virus, bakteri, atau parasit seperti norovirus, vibrio, salmonela, dan listeria.
Baca Juga: Ssst.. Suami Istri Wajib Tahu! 3 Hal Ini Bisa Bikin Orgasme Wanita Lebih Lama Loh, Buktikan Sendiri
Beberapa infeksi tersebut dapat membuat ibu hamil mengalami dehidrasi dan lemah.
Pada kasus yang lebih serius, bayi dalam kandungan juga bisa terdampak.
Daging mentah atau kurang matang dapat meningkatkan risiko infeksi beberapa bakteri atau parasit seperti Toxoplasma, E. coli, Listeria, dan Salmonela.
Bakteri dapat mengancam kesehatan bayi yang belum lahir.
Infeksi bakteri kemungkinan menyebabkan bayi meninggal dalam kandungan atau penyakit neurologis yang parah, termasuk kecacatan intelektual, kebutaan, dan epilepsi.
Foodsafety.gov mencantumkan beberapa makanan yang perlu dihindari ibu hamil karena risiko infeksi salmonela dan E. coli, di antaranya:
Jeroan sebenarnya adalah sumber nutrisi yang baik untuk ibu hamil dan bayi karena mengandung zat besi, vitamin B12, vitamin A, dan tembaga.
Meski begitu, terlalu banyak mengonsumsi vitamin A hewani tidak dianjurkan selama kehamilan.
Hal tersebut dapat menyebabkan keracunan vitamin A.
Selain itu, kadar tembaga yang sangat tinggi bisa menyebabkan cacat lahir dan keracunan hati.
Merangkum dari Medical Nes Today, beberapa jenis sayuran dan kecambah mungkin mengandung bakteri seperti salmonela dan E. coli yang bisa menyebabkan infeksi.
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Clinical Microbiology and Infection menyebut infeksi bakteri dalam darah, umumnya infeksi E. coli, berpotensi menimbulkan kerugian yang fatal.
Adapun makanan kecambah, seperti kacang, toge, kacang hijau, atau lobak.
Untuk itu, sebaiknya ibu hamil menghindari konsumsi sayuran dan kecambah mentah.
Melansir dari American Pregnancy, susu yang tidak dipasteurisasi mungkin mengandung bakteri listeria.
Listeria dapat ditularkan kepada bayi yang belum lahir melalui plasenta, bahkan jika ibu tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit.
Ini dapat menyebabkan persalinan prematur, keguguran, lahir mati, dan masalah kesehatan serius lainnya.
Pastikan kamu membaca label sebelum mengonsumsi susu.
Kafein adalah zat psikoaktif yang paling umum digunaan di dunia, terutama dalam kopi, teh, minuman ringan, dan coklat.
Pada perempuan hamil, disarankan untuk membatasi asupan kafein hingga kurang dari 200 mg per hari atau sekitar dua sampai tiga cangkir kopi.
Kafein tidak disarankan karena dapat diserap dan masuk dengan mudah ke dalam plasenta dan janin.
Kabar buruknya, janin dalam kandungan tidak dapat mencerna kafein dan bisa menyebabkan masalah.
Asupan kafein yang tinggi selama kehamilan telah terbukti membatasi pertumbuhan janin dan meningkatkan risiko berat lahir rendah saat persalinan.
Permukaan buah dan sayuran yang tidak dicuci dan dikupas dapat terkontaminasi bakteri dan parasit.
Kontaminasi dapat terjadi saat panen, penyimpanan, atau saat transportasi.
Untuk itu, kita wajib mencuci buah dan sayur sebelum mengonsumsi buah dan sayur.
Melansir dari Live Science, alkohol dalam darah ibu dapat menular langsung pada bayi melalui tali pusar.
Penggunaan alkohol dalam jumlah besar selama kehamilan dapat mengganggu tubuh kembang bayi seperti masalah fisik, kesulitan bekahar, hinggi perilakunya setelah dilahirkan.
Diwartakan Kompas, makanan yang terbuat dari kerang, lobster, maupun udang, juga perlu dimasak dengan sempurna.
Kerang, lobster, dan udang dapat terkontaminasi bakteri, virus, hingga racun.
Sehingga, jika dikonsumsi dalam keadaan mentah atau tidak benar-benar matang, berisiko menyebabkan keracunan makanan, yang dapat mengganggu kehamilan.
Meskipun tidak bisa mengonsumsi beberapa jenis makanan di atas, wanita hamil tetap bisa mengonsumsi makanan lezat lainnya.
Saat hamil, usahakan untuk memastikan semua makanan dan minuman yang dikonsumsi bersih, aman, dan matang, ya.
(*)
Nikita Mirzani Sebut Keluarganya Termiskin di Dunia, Ayah Vadel Badjideh Tak Terima: Cukup Kalau Mau Liburan ke Luar Negeri!
Source | : | Ternate.tribunnews.com,lifestyle.kompas.com |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Okki Margaretha |