Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti
Grid.ID - Kisah pilu tengah dialami seorang gadis bernama Siti Aisyah.
Sejak 15 tahun yang lalu, Siti Aisyah dikabarkan hanya bisa berbaring lemah di atas kasur yang ditinggalinya.
Di Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah ini, Siti Aisyah dikabarkan mulai mengalami nasib malang saat usianya memasuki empat bulan.
Melansir informasi dari TribunJateng.com pada Rabu (29/7/2020), Saelah (47) sang ibunda menguraikan perjalanan pilu yang dialami anak gadisnya.
Saat mengandung sang buah hati, Saelah mengaku tak mengeluhkan suatu apapun.
Bahkan, Saelah selalu memperhatikan keperluan sang buah hati demi putrinya terlahir dengan sehat.
Dan benar saja saat dilahirkan, Saelah mengakui bahwa anak gadisnya itu terlahir dengan kondisi normal.
Namun, saat usianya memasuki empat bulan dan diajak berkunjung ke tempat hajatan, Aisyah dikabarkan mendadak pingsan.
"Aisyah sakit sejak usia empat bulan saat diajak ke hajatan pernikahan," ujarnya.
"Padahal tidak tersedak atau apa, tiba-tiba saja tidak bergerak," imbuh Saelah.
Setelah kejadian tersebut, kondisi Aisyah dikabarkan terus mengalami penurunan dan memprihatinkan.
Meskipun Aisyah terbaring lemah dan tak berdaya, Saelah mengaku bahwa tubuh anaknya tak jarang menjadi kaku bak kayu.
"Bisa juga langsung lemas tidak ada tulangnya. Kalau tidur betah bisa dari Maghrib sampai pagi," imbuh Saelah.
Dengan kondisi seperti itu, Aisyah disebutkan hanya bisa memakan makanan khusus.
Selama ini, Aisyah hanya makan bubur saset dan juga air putih yang ditambahkan dengan gula.
Sebab jika diberikan makanan yang lain, perut Aisyah disebutkan membesar dan terlihat kembung.
Menurut sang ayah Ramlan (55), ia telah memeriksakan kondisi anaknya ke RSUD Ambarawa.
Namun, dari pihak rumah sakit sang putri disebutkan tidak menderita penyakit apapun.
"Ke RS Bina Kasih, juga RSUD Ambarawa. Tapi setelah dicek pakai sinar rontgen, menurut dokter tak ada penyakit apa apa di tubuh Aisyah," paparnya berkaca-kaca.
Sebagai orang tua, Saelah dan Ramlan tak kurang-kurang dalam mengobatkan sang buah hati.
Baca Juga: Jadwal dan Kunci Jawaban TVRI, 30 Juli 2020 untuk SD Kelas 4-6: Faktor dan Kelipatan
"Wah sudah tidak bisa dihitung biaya yang dikeluarkan untuk mengobati Aisyah. Banyak dukun dicoba, di rumah sakit juga, kontrol, tapi belum membuahkan hasil," urainya terbata-bata.
Meskipun telah mencoba berbagai cara pengobatan, kondisi Aisyah kini justru semakin menjadi-jadi.
Sang gadis malang itu, kembali mengalami cobaan yang bertubi-tubi.
Sebab, sejak tiga bulan terakhir kulit Aisyah mengalami pengelupasan di sekujur tubuhnya.
"Awalnya hanya di kulit pusar. Lalu saya periksakan ke klinik terdekat, juga saya belikan salep kulit. Sebulan kemudian bisa sembuh, tapi lalu kambuh lagi dan kulit mengelupas di semua kulitnya," ujarnya.
Selama ini Saelah dan Ramlan mengakui telah mengobatkan sang buah hati dengan dana pribadi dan bantuan sosial.
"Saat ini untuk penyembuhan hanya mengandalkan uang di tabungan yang tak seberapa dan juga bantuan sosial," jelasnya.
Saelah dan Ramlan terus berharap suatu saat nanti ada bantuan medis yang bisa membuat putrinya kembali sehat dan normal.
"Harapannya kalau ada yang bisa menyembuhkan, saya minta bantuannya. Entah medis atau apapun agar, dia bisa bermain dengan teman-teman sebayanya," jelasnya.
Lebih lanjut melansir dari Kompas.com , Saelah selama ini diketahui bekerja sebagai buruh pabrik.
Namun, sejak adanya pandemi covid-19 ini, Saelah telah dirumahkan.
Sementara Ramlan, kini bekerja sebagai pekerja serabutan yang mencari kayu bakar dan dihargai Rp 12.500 per bengkok.
"Saat ini untuk penyembuhan hanya mengandalkan uang di tabungan yang tak seberapa dan juga bantuan sosial," jelasnya.
Ia pun berharap suatu saat nanti ada bantuan medis untuk kesembuhan Siti Aisyah.
"Harapannya kalau ada yang bisa menyembuhkan, saya minta bantuannya.
Entah medis atau apapun agar, dia bisa bermain dengan teman-teman sebayanya," jelasnya.
(*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Jateng |
Penulis | : | Novia |
Editor | : | Nindya Galuh Aprillia |