Sementara itu untuk membeli seekor kambing, nenek Sumiyati menggunakan uang tabungannya dari hasil jualan.
Ya, selain berjualan, saat ini nenek Sumiyati juga bekerja sebagai penyapu jalan di Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kutai Kartanegara.
Di mana setiap bulannya, Nenek Sumiyati mengaku mendapat besaran gaji sesuai jam kerja.
Namun Nenek Sumiyati mengaku acap kali mendapat hingga Rp 2,5 juta, meskipun terkadang kurang ataupun lebih.
Bekerja sebagai tukang sapu dan berjualan kecil-kecilan, Nenek Sumiyati mengaku tinggal sendirian sejak bercerai dengan sang suami.
"Saya sudah cerai lama. Belasan tahun lalu. Saya tinggal sendirian di sini. Punya 4 anak tapi tinggal terpisah," terangnya.
Dengan berkurban di hari Raya Idul Adha, Nenek Sumiyati menekatkan hal tersebut untuk bekal akhirat.
"Dunia tidak ada apa-apanya, Nak. Akhirat yang penting," tegasnya.
Hidup sebagai tukang sapu dan berjualan kecil-kecilan, rupanya Nenek Sumiyati juga sempat merasakan pahitnya kehidupan.
Source | : | Kompas.com,Tribun Jabar |
Penulis | : | Novia |
Editor | : | Ayu Wulansari Kushandoyo Putri |