Seorang warga Desa Kayu Besi, Bangka, bernama Tarmizi mengatakan di desanya masih mempercayai adanya kerajaan buaya, sehingga harus melakukan ritual penguburan buaya.
"Masyarakat meyakini ada kerajaan buaya. Dengan manusia ada perjanjian tidak boleh saling mengganggu," ujar Tarmizi.
Sedangkan dalam kasus tersebut, buaya diyakini telah mengganggu masyarakat sehingga melanggar peraturan.
Buaya tersebut diduga mati kelelahan usai ditangkap warga menggunakan umpan monyet.
Kepala dan badan dikubur terpisah Prosesi penguburan buaya dilakukan dengan prosesi adat, yakni mengubur kepala dan bagian tubuh di tempat yang berbeda.
Selain masalah kerajaan, masyarakat juga meyakini bahwa buaya adalah titisan siluman. Bangkai buaya pun dikubur di tempat terpisah antara kepala dan tubuhnya.
"Ada pawang yang mengiringi penguburan dengan ritual, karena buaya itu telah mengganggu manusia. Jadi dianggap sudah menyalahi kodratnya," kata Junaidi, Sekretaris Desa setempat.
Cara ini dilakukan karena masyarakat khawatir buaya tersebut bisa hidup kembali.
Viral, Pembeli Curhat Disuruh Bayar Biaya Pakai Sendok dan Garpu Saat Makan di Warung Mie Ayam, Nota Ini Jadi Buktinya
Penulis | : | None |
Editor | : | Winda Lola Pramuditta |