Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Banyak artikel ilmiah kesehatan yang menjelaskan bahwa tidur merupakan aktivitas penting.
Kebanyakan orang tahu, kondisi kamar tidur yang ideal agar bisa tidur nyenyak di malam hari adalah gelap dan ponsel dimatikan.
Tapi, bagaimana jika kamu sudah melakukan semua hal itu kamu tetap tidak bisa tidur?
Baca Juga: Bukan Cuma Gangguan Pernapasan, Mendengkur Juga Terjadi Karena Hal Ini, Kepoin yuk
Akibatnya, aktivitas istirahat di malam hari jadi tidak maksimal, bukan?
Mungkin sebagian besar dari kamu kurang familiar dengan istilah sleep apnea.
Sleep apnea merupakan gangguan tidur yang membuat napas penderitanya berhenti secara singkat selama beberapa kali saat tidur.
Baca Juga: Sleep Apnea Berkaitan Dengan Hormon Sistem Reproduksi loh, Begini Penjelasannya!
Masalah tidur ini dapat berdampak fatal karena rentan memicu masalah jantung dan komplikasi kesehatan lainnya.
Dilansir Grid.ID dari Kompas.com, ketika manusia tidur, ada kalanya seseorang susah bernapas selama beberapa saat karena ada lendir di tenggorokan atau sedang flu.
Tidak demikian bagi penderita sleep apnea.
Baca Juga: Mengenal Sleep Apnea, Gangguan pada Bayi yang Berhenti Bernapas Saat Sedang Tidur
Henti napas saat tidur pada penderita sleep apnea bisa muncul setiap saat, termasuk saat tubuh dalam kondisi fit.
Hal yang perlu dipahami, tidak semua kondisi henti napas saat tidur bisa disebut sleep apnea.
Menurut Sleep Foundation, seseorang dikatakan mengalami sleep apnea apabila sesi napas berhenti saat tidur berlangsung setidaknya 10 detik.
Baca Juga: Nggak Nyangka, Inilah Deretan Faktor yang Tingkatkan Sleep Apnea, Apa Aja tuh?
Jenis Sleep Apnea
Terdapat beberapa jenis sleep apnea, di antaranya:
· Obstructive sleep apnea atau apnea tidur obstruktif: terjadi saat otot tenggorokan rileks.
· Apnea tidur sentral: terjadi saat otak tidak mengirimkan sinyal ke otot pengontrol pernapasan.
· Sindrom apnea tidur kompleks: kombinasi antara apnea tidur opstruktif dan apnea tidur sentral.
Tanda dan gejala sleep apnea, baik jenis obstruktif maupun sentral kurang lebih sama.
Baca Juga: Mendengkur Lebih Berbahaya untuk Wanita daripada Pria, Berikut Penjelasannya
Gejala Sleep Apnea
Adapun untuk gejala sleep apnea bisa muncul karena penderitanya tidak mendapatkan tidur yang berkualitas di malam hari.
Beberapa gejala sleep apnea yang kerap dialami penderitanya yakni:
· Mendengkur keras atau “ngorok”
· Napas berhenti beberapa kali saat tidur
· Terbangun dalam kondisi terengah-engah saat tidur
· Bangun tidur dengan kondisi mulut kering
Baca Juga: Waspada! 5 Tanda Sleep Apnea yang Bisa Membunuhmu, yuk Kepoin
· Sakit kepala di pagi hari
· Susah tidur
· Sering mengantuk di siang hari
· Susah fokus
· Gampang marah dan mudah lelah
Baca Juga: Yuk Kepoin Apa Itu Sleep Apnea yang Menjadi Pengganggu Tidur Malammu
Penyebab Sleep Apnea
Penyebab sleep apnea bisa berbeda-beda, tergantung jenisnya.
Obstructive sleep apnea atau sleep apnea obstruktif bisa disebabkan otot di bagian belakang tenggorokan rileks.
Otot di bagian belakang tenggorokan menopang langit-langit mulut, amandel, dinding samping tenggorokan, dan lidah.
Ketika otot rileks, saluran napas bisa menyempit dan menutup jalan napas.
Akibatnya, penderitanya jadi sulit mendapatkan udara dan kekurangan pasokan oksigen dalam darah.
Baca Juga: Mendengkur Keras Sebanyak 3 Kali Bisa Tingkatkan Resiko Demensia loh, Ini Penjelasannya
Saat kekurangan oksigen, otak akan mengirimkan sinyal ke tubuh untuk segara bangun dan membuka kembali jalan napas yang tertutup.
Saat terbangun, penderita sleep apnea akan tersedak, kaget, atau mendengus.
Pola ini bisa berulang setiap lima sampai 30 kali setiap jam sepanjang malam saat tidur.
Sedangkan untuk apnea tidur sentral, kondisi ini bisa terjadi karena masalah otak yang gagal mengirimkan sinyal ke otot pernapasan.
Dampaknya, seseorang jadi kehilangan refleks bernapas selama beberapa saat.
Sleep apnea sentral juga bisa membuat penderitanya terbangun dalam kondisi sesak napas dan susah tidur kembali.
Sedangkan dari sisi asupan, makanan berlemak tinggi disinyalir jadi salah satu pemicunya.
Diwartakan WebMD via Grid Kids, penelitian menunjukkan bahwa orang yang sering makan makanan tinggi lemak cenderung mengalami peningkatan berat badan dan terganggu siklus tidurnya.
Saat seseorang konsumsi makanan tinggi lemak, maka akan mengaktifkan siklus pencernaan.
Hal ini bisa menyebabkan rasa ingin buang air di malam hari.
Makanan cepat saji dan steak sebaiknya kamu hindari.
Lemak pada makanan tersebut sangat tinggi, bahkan bisa merangsang produksi asam di lambung yang dapat naik ke kerongkonan dan menyebabkan mulas.
Selain itu, pola makan tinggi lemak dan tinggi protein juga dikaitkan dengan gangguan tidur sleep apnea.
Perlu kamu ketahui, sleep apnea ini bisa menyerang siapa saja, baik orang dewasa atau anak-anak.
Baca Juga: INFOGRAFIS : Waspada, Jangan Anggap Sepele Gangguan Nafas Saat Tidur, Dampaknya Bisa Sampai Stroke
Namun, terdapat beberapa kondisi orang yang memiliki risiko lebih tinggi.
Untuk sleep apnea obstruktif, kondisi orang yang berisiko, seperti:
· Penderita obesitas
· Orang yang memiliki leher tebal
· Orang yang saluran napasnya menyempit
· Laki-laki
· Perokok
· Orang yang punya keluarga dengan riwawat sleep apnea
Sedangkan untuk sleep apnea sentral, kondisi orang yang berisiko, seperti:
· Pertambahan usia
· Punya penyakit jantung dan stroke
· Pengguna narkoba
(*)
5 Arti Mimpi Diet Belum Tentu Pertanda Baik, Berhati-hatilah, Simak Penjelasannya
Source | : | Kompas.com,Grid Kids |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Deshinta N |