Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Elkasih merupakan salah satu band papan atas pada masanya.
Lagu andalan berjudul “Kau Tigakan Cintaku” begitu meledak di pasaran.
Namun, kini hal memilukan terjadi pada sang vokalis.
Sudah belasan tahun menghilang dari dunia hiburan, ternyata El Ibnu vokalis band Elkasih kini harus duduk di kursi roda setelah terserang stroke.
Tak hanya terserang penyakit stroke, El Ibnu vokalis band Elkasih kini juga harus berjuang hidup seorang diri.
Pasalnya, istri yang dicintainya ternyata telah meminta cerai setelah El Ibnu jatuh sakit dan tak mampu lagi bekerja.
Bahkan kini keluarga El Ibnu pun tak sanggup untuk merawatnya lagi.
Diwartakan melalui laman Tribun News Maker, kini ia menghabiskan hari-hari nya di sebuah panti jompo Yayasan GPIB Pniel, Pondok Aren, Tangerang Selatan.
Baca Juga: Berhubungan Badan dengan Sang Suami Setiap Hari, Mpok Alpa: Biar Semangat Kerja!
El Ibnu mengidap penyakit stroke sejak tahun 2015.
Ketika popularitasnya sedang tinggi, Elkasih berkesempatan manggung di Maroko awal tahun 2015.
Saat di sanalah El Ibnu terserang stroke untuk pertama kalinya.
Hingga saat ini, El Ibnu sudah tiga kali terserang stroke sehingga membuat fungsi otaknya terganggu.
Stroke merupakan penyakit yang bisa sangat menakutkan.
Bagaimana tidak, stroke tercatat menjadi menyebab kematian terbanyak ketiga setelah penyakit jantung dan kanker.
Penyakit yang sering disebut juga sebagai “serangan otak” tersebut juga merupakan faktor utama penyebab kecacatan serius seperti di derita El Ibnu.
Meski demikian, stroke dapat dicegah dengan mengetahui dan menghindari faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko serangan.
Dilansir Grid.ID dari Kompas.com, buku Care Your Self: Stroke (2016) oleh dr. Wening Sari, M.Kes, dr. Lili Indrawati, M.Kes, dan Catur Setia Dewi, AMF, turut menjelaskan ragam faktor risiko stroke yang harus diwaspadai.
Hal-hal teresebut antara lain:
1. Pernah terserang stroke
Seseorang yang pernah mengalami stroke, termasuk transient ischaemic attack (TIA) atau stroke ringan, rentan terserang stroke berulang.
Seseorang yang pernah mengalami TIA atau serangan stroke yang berlangsung singkat akan sembilan kali lebih berisiko mengalami stroke dibanding yang tidak pernah mengalami TIA.
2. Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah faktor risiko tunggal yang paling sering untuk stroke iskemik maupun stroke perdarahan.
Pada keadaan hipertensi, pembuluh darah mendapat tekanan yang cukup besar.
Apabila proses tekanan berlangsung lama, dapat menyebabkan kelemahan pada dinding pembuluh darah, sehingga menjadi rapuh dan mudah pecah.
Hipertensi juga dapat menyebabkan aterosklerosis atau penyempitan dan pengerasan pembuluh darah arteri akibat penumpukan plak pada dinding pembuluh darah, sehingga mengganggu aliran darah ke jaringan otak.
3. Penyakit jantung
Beberapa penyakit jantung, seperti fibrilasi atrial (salah satu jenis gangguan irama jantung), penyakit jantung koroner, penyakit jantung rematik, dan orang yang melakukan pemasangan katup jantung buatan akan meningkatkan risiko stroke.
4. Diabetes mellitus (DM)
Seseorang dengan diabetes rentan untuk menjadi ateroklerosis, hipertensi, obesitas, dan gangguan lemak darah.
Seseorang yang mengidap diabetes mempunyai risiko serangan stroke iskemik 2 kali lipat dibanding mereka yang tidak diabetes.
5. Kolesterol tinggi
Kolesterol tinggi atau hiperkolesterolemia dapat menyebabkan aterosklerosis.
Aterosklerosis sendiri berperan dalam menyebabkan penyakit jantung koroner dan stroke.
6. Merokok
Perokok dilaporkan lebih rentan mengalami stroke dibandingkan bukan perokok.
Nikotin dalam rokok dapat membuat jantung bekerja keras karena frekuensi denyut jantung dan tekanan darah meningkat.
Nikotin juga bisa mengurangi kelenturan arteri serta dapat menimbulkan aterosklerosis.
7. Gaya hidup tidak sehat
Diet tinggi lemak, aktivitas fisik minim, serta stres emosional dapat meningkatkan risiko seseorang terkena stroke.
Seseorang yang sering mengonsumi makanan tinggi lemak dan kurang melakukan aktivitas fisik rentan mengalami obesitas, diabetes mellitus, aterosklerosis, penyakit jantung dan stroke.
Seseorang yang sering mengalami stres juga dapat memengaruhi kondisi fisiknya.
Stres dapat merangsang tubuh mengeluarkan hormon-hormon yang memengaruhi jantung dan pembuluh darah, sehingga berpotensi meningkatkan risiko serangan stroke.
7 hal di atas merupakan faktor risiko stroke yang dapat dikontrol atau dimodifikasi, sehingga jika ingin mecegah stroke, seseorang dapat menghindari berbagai faktor risiko tersebut.
Sementara, jika faktor risiko stroke itu sudah ada, maka seseorang dapat segera melakukan upaya terapi atau pengobatan agar semakin terhindar dari penyakit mematikan ini.
8. Usia
Usia adalah faktor risiko stroke yang tidak dapat dikontrol atau dimodifikasi.
Padahal, risiko seseorang mengalami stroke dapat meningkat seiring bertambahnya usia.
Risiko semakin meningkat ketika setelah seseorang menginjak usia 55 tahun.
Usia terbanyak orang terkena serangan stroke adalah 65 tahun ke atas.
Pernah ada laporan, dari 2.065 pasien stroke akut yang dirawat di 28 rumah sakit (RS) di Indonesia, 35,8 persen berusia di atas 65 tahun dan 12,9 persen kurang dari 45 tahun.
9. Jenis kelamin
Stroke dilaporkan menyerang laki-laki 19 persen lebih banyak dibandingkan wanita.
Meski demikian, baik pria maupun wanita tetap harus mewaspadai penyakit mematikan ini.
10. Keturunan
Risiko stroke akan meningkat jika ada orangtua atau saudara kandung yang lebih mengalami stroke maupun TIA.
(*)
Innalillahi, Raffi Ahmad Tumbang saat Ramadhan, Bagaimana Kondisi Suami Nagita Slavina sekarang?
Source | : | Kompas.com,newsmaker.tribunnews.com |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Nurul Nareswari |