Ketika kadar oksigen turun pada pasien Covid-19, otak tidak merespons sampai oksigen turun ke tingkat yang sangat rendah.
Baca Juga: Nggak Nyangka, Ternyata Ikan Mujair Simpan 5 Bahaya Ini Buat Tubuh, Nomor 4 Geli Banget!
Selain itu, ia menemukan bahwa lebih dari setengah pasien memiliki kadar karbondioksida yang rendah, sehingga mengurangi dampak rendahnya kadar oksigen.
"Dimungkinkan juga bahwa virus corona melakukan tindakan aneh pada tubuh saat kadar oksigen rendah," kata Dr Tobin.
Temuan tersebut telah diterbitkan dalam American Jornal of Respiratory and Critical Care Medicine.
Meski terlihat biasa saja, seorang pasien Covid-19 yang mengalami happy hypoxia syndrome bisa terancam nyawanya jika tak segera ditangani.
Alasannya, tubuh manusia memiliki batas toleransi terkait jumlah oksigen.
"Jadi mungkin di awal-awal pasien itu akan kelihatan biasa-biasa saja, tapi kalau dia terjadi happy hipoksia dalam waktu lama dan tidak diberikan terapi oksigen, maka dia akan tiba-tiba terjadi, istilahnya kematian mendadak," kata Agus.
Oleh karena itu, menurut dia, tidak semua pasien Covid-19 tanpa gejala diperbolehkan isolasi mandiri.
Mereka juga harus memeriksakan diri karena dikhawatirkan terkena happy hypoxia syndrome.
(*)
Larang Ayah Rozak Jadi Calon Wali Kota Depok, Ayu Ting Ting Ngaku Tolak Tawaran Terjun ke Dunia Politik, Ternyata ini Alasannya
Source | : | Kompas.com,Medical News Today,Tribun Banyumas,Covid19.go.id |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Nesiana |