Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Penggunaan lensa kontak sudah seperti gaya hidup untuk saat ini.
Jika awalnya digunakan untuk mereka yang memiliki masalah penglihatan, kini lensa kontak sudah dianggap sebagai pendukung kepercayaan diri.
Hal ini karena lensa kontak membuat mata semakin indah dan tajam.
Namun di balik itu, terdapat sejumlah risiko dan efek samping penggunaan lensa kontak yang patut diwaspadai.
Bahkan, salah satu public figure Tanah Air nyaris buta karena menggunakan lensa kontak.
Adalah Salshabilla Adriani, pesinetron dan peyanyi muda ini mengaku sudah hampir 5 tahun menggunakan lensa kontak atau softlens.
Diwartakan melalui laman Tribun Sumsel, awalnya ia merasa tak masalah dari awal pemakaian hingga merasakan hal yang aneh dengan matanya.
Lewat akun instagramnya, Rabu, (9/10/2019), Salsha membagikan kisahnya.
"Ternyata kedua kornea mataku luka dan lukanya sudah cukup besar, jujur ini udah nangis banget, mikirnya udah kemana-mana karena nggak pernah kayak gini, dan sekalinya luka mataku nggak bisa lihat dan nggak bisa dibuka," tulis Salsha melalui unggahan Instastory.
Kejadian itu bermula ketika Salsha hendak berangkat ke kampus untuk ujian.
Ia lantas mengenakan soflens seperti hari biasanya.
Namun Salsha merasa ada yang berbeda dari matanya.
Ia merasa jika matanya terasa perih dan sempat berpikir kalau itu adalah efek dari udara Jakarta yang kurang bagus.
"Akhirnya mulai ujian lah aku, tapi mata kok nggak enak, akhirnya softlens aku buka di kelas, tapi kok masih butek penglihatanku dan lama-lama berair terus, semakin lama aku nggak bisa lihat apa-apa," tulis Salsha.
Salsha langsung merasa panik dan berusaha meminta bantuan untuk diantarkan ke rumah sakit.
Setelah diperiksa tim dokter, ternyata mata Salsha mengalami iritasi akibat penggunaan softlens.
"Jadi ternyata kedua korneaku luka dikarenakan contact lens, aku makai contact lens kurang lebih udah lima tahun, sebelumnya aman-aman aja dan nggak ada masalah, tapi ternyata contact lens ku lama-kelamaan mencekik kornea mataku," tulis Salsha.
Meskipun terlihat aman, lensa kontak tetap saja adalah “benda asing” yang ditempelkan pada kornea, yakni bagian depan mata yang teramat penting untuk penglihatan.
Cepat atau lambat, mata bisa jadi akan terganggu akibat pemakaian lensa kontak, baik yang softlens maupun yang hardlens, apalagi jika jangka waktu penggunaannya panjang (hampir seharian) dan dalam waktu hingga bertahun-tahun.
Keadaan ini lambat laun bisa menimbulkan reaksi serta efek buruk terhadap jaringan mata yang terkena pengaruh lensa kontak tersebut, seperti kelopak mata, selaput konjungtiva, dan kornea.
Baca Juga: Softlens Nyangkut di Mata Tasya Kamila, Ini 4 Cara Atasi Agar Softlens Bisa Dikeluarkan!
Untuk lebih jelasnya kamu perlu mengetahui bahaya penggunaan lensa kontak.
Dilansir Grid.ID dari Kompas.com, inilah beberapa bahaya dari penggunaan lensa kontak yang harus diwaspadai:
Lapisan air mata, baik secara kuantitas maupun kualitas, sangat penting dalam menjaga dan mempertahankan integritas serta kesehatan mata.
Fungsi air mata antara lain untuk membersihkan debu atau kotoran yang masuk ke mata, sebagai pelumas agar mata tidak kering dan terasa nyaman.
Melansir Health Line, fungsi lapisan air mata ini bisa sangat terganggu dengan adanya lensa kontak.
Semakin lunak suatu lensa kontak, kian tinggi kadar airnya.
Untuk mempertahankan kadar air, lensa kontak itu pun akan semakin banyak menyerap air mata, sehingga mata akan menjadi kering (dry eye), terasa perih, sepat, gatal, mengganjal seperti ada pasir, dan merah.
Tak hanya dapat memengaruhi lapisan air mata, lensa kontak juga bisa mengganggu kornea.
Karena lensa kontak berada langsung di mata dan menutupi seluruh kornea, jumlah oksigen yang mencapai mata bisa berkurang.
Padahal pasokan oksigen yang baik sangat penting untuk menjaga kesehatan mata.
Trauma yang mungkin terjadi saat proses pemasangan atau pelepasan lensa kontak, meskipun kecil, tidak menutup kemungkinan dapat menyebabkan infeksi oleh kuman yang selalu ada pada permukaan mata.
Infeksi kornea pada pengguna lensa kontak biasanya berat dan serius, karena kondisi daya pertahanan mata sudah sangat menurun akibat pemakaian lensa kontak tersebut.
Infeksi paling sering disebabkan oleh kuman pseudomonas, jamur, atau acanthamoeba yang memerlukan pengobatan intensif dan lama.
Reaksi alergi dapat diakibatkan oleh bahan kimia yang terkandung dalam cairan lensa kontak.
Jika terpapar zat asing tersebut, mata bisa menjadi merah bengkak, gatal, berair, dan terasa perih.
Melansir Insight Vision Center, menggunakan lensa kontak dapat menyebabkan refleks kornea mata berkurang.
Refleks kornea adalah mekanisme pelindung mata di mana otak memberi sinyal kelopak mata untuk turun untuk melindungi mata setiap kali tekanan sekecil apa pun diterapkan ke kornea.
Refleks kornea memastikan bahwa seseorang menutup mata jika sesuatu dapat menyebabkan trauma langsung, seperti benda terbang yang menghampiri mata atau ancaman lainnya.
Penggunaan lensa kontak juga berisiko memengaruhi kondisi kelopak mata.
Salah satunya adalah gangguan terhadap otot kelopak mata, di mana penggunaan lensa kontak dalam jangka waktu lama bisa menyebabkan kelopak atas terkesan lebih rendah dan mata tampak mengecil (pseudoptosis).
Gesekan yang terus menerus antara selaput bagian dalam kelopak mata bagian atas dengan lensa kontak (baik lunak maupun keras) dapat menimbulkan konjungtivitis kronis yang disebut giant papillary conjunctivitis (GPC).
Ptosis adalah suatu kondisi di mana kelopak mata mulai mengeluarkan “air liur” dan individu yang terkena tidak dapat membuka mata sepenuhnya.
Jika kamu menggunakan lensa kontak, lensa kontak dapat berpindah ke jaringan kelopak mata yang menyebabkan jaringan parut dan kontraksi.
Kemudian, mengarah pada penarikan kelopak mata.
Oleh karena itu, jika kamu mulai merasakan gangguan mata ketika menggunakan lensa kontak, segera hubungi dokter untuk penanganan lebih lanjut.
(*)
Bikin Syok, Nadia Vega Ungkap Sudah Lama Cerai dari Suami Bulenya: Penginnya Seumur Hidup, tapi...
Source | : | Kompas.com,sumsel.tribunnes.com |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Okki Margaretha |