Kurang air bisa merusak sistem ginjal, sehingga urine yang tertimbun dalam tubuh dapat meracuni tubuh termasuk janin.
Air putih berperan sebagai pencahar bagi saluran pencernaan.
Sebab air memperlancar pekerjaan saluran cerna.
Apalagi sebagian besar ibu hamil mengeluh sembelit.
Air putih bisa menjadi jawaban atas keluhan ini disamping pentingnya konsumsi makanan berserat.
Makanan yang masuk ke dalam tubuh akan tercerna dan berjalan lancar bila ada asupan cairan yang cukup.
Pada kondisi kurang cairan, usus besar dan kecil tetap akan bekerja sebagaimana mestinya, tapi cairan dari feses akan diserap untuk menjaga agar tubuh tetap hidrasi (cukup cairan).
Akibatnya, feses menjadi lebih keras dan buang air besar ibu mengalami masalah.
Setiap saat manusia akan kehilangan air melalui pernapasan, keringat, urine, dan pergerakan usus.
Agar tubuh berfungsi normal, maka air yang hilang harus digantikan dengan mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung air.
Khusus wanita hamil, direkomendasikan untuk paling sedikit minum 2,4 liter, 8-10 gelasnya adalah air putih.
Sedangkan saat menyusui disarankan untuk minum 3,0 liter air (12,5 gelas) setiap harinya.
Kebutugan air tiap ibu hamil memang berbeda-beda, tergantung pada aktivitas yang dilakukan.
Untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan air tidaklah harus melulu dengan air putih.
Jus buah, jus sayur, susu, kuah sup, dan lain-lain dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan akan air.
Hindari minum bersoda karena mengandung terlalu banyak gula dan soda yang dapat berdampak buruk pada janin.
Selain itu, hindari pula minuman berkafein.
Baca Juga: Gemes Banget! Perut Buncit Zaskia Sungkar Mulai Terlihat di Usia Kehamilan 10 Minggu
Kafein yang diminum berlebihan di masa awal kehamilan dapat menjadi pencetus terjadinya keguguran.
(*)
Mendadak Catwalk, Fitri Tropica Bangga Berhasil Ajak sang Suami Tampil Jadi Model
Source | : | Nakita,star.grid.id |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Okki Margaretha |