Selama menjalani perawatan inilah, gejala Sleeping Beauty Syndrom mulai tampak.
Selama 10 hari tak ada perkembangan, Rau akhirnya dirujuk ke rumah sakit swasta selama dua bulan lebih.
"Ada penyakit baru di tubuh Rau. Kata dokter Hidrosefalus dan meningitis TB," ujar Ratnawati.
Lebih dari dua bulan di rumah sakit tersebut, Rau dikabarkan tak lagi membuka mata.
Seiring dengan adanya pandemi covid-19, akhirnya perawatan sang bocah di hentikan.
Sebagai gantinya, Rau akhirnya menjalani pengobatan alternatif.
Alhasil, keadaan Rau dikabarkan berangsur membaik, hanya saja kesehatan sang bocah menjadi sangat sensitif dan trauma ketika dibawa ke luar rumah.
"Sensitif sekali kesehatannya makanya jarang saya bawa keluar rumah," ungkap Ratnawati.
Namun sayang hal tersebut tak bertahan lama dan takdir untuk Rau berkata lain.
Sofiatu Jannah selaku ibu kandung sang bocah mengaku sudah ikhlas menskipun tak lepas dari kesedihan.
"Sekarang Rau sudah meninggal. Meskipun sangat sedih, saya sudah banyak berkorban agar Rau bisa bertahan hidup. Mungkin Allah lebih sayang Rau," ujar Sofia.
Ya, Sindrom putri Tidur sering kali disebut juga dengan istilah Kleine-Levin Syndrom (KLS).
Baca Juga: Sempat Mengidap Penyakit Langka, Selvi Kitty Khawatirkan sang Putra di Tengah Wabah Virus Corona
Melansir informasi dari Tribunnews.com, sindrom putri tidur merupakan kelainan yang diderita pada syaraf yang membuat penderitanya tidur dalam waktu lama.
Tergolong sebagai penyakit langka, sindrom putri tidur memiliki gejala khas terkait pola tidur penderitanya, yaitu penderitanya bisa tidur dalam jangka waktu yang lama (hipersomnia).
Sindrom putri tidur biasanya menyerang remaja, dan sekitar 70 persen penderitanya adalah kaum pria.
(*)
Kimberly Ryder Klarifikasi soal Lemari Plastik yang Jadi Omongan Netizen, Ada Sejarah Miris di Baliknya
Source | : | Kompas.com,tribunnews |
Penulis | : | Novia |
Editor | : | Deshinta Nindya A |