Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti
Grid.ID - Hati orang tua mana yang tak remuk menyaksikan putri kecilnya tiada.
Duka mendalam tengah dirasakan pasangan suami istri di Dusun Timur Jalan, Desa Tentenan Timur, Kecamatan Larangan, Jawa Timur.
Sofiatul Jannah (22) dan Rusum (40), mengaku sangat bersedih kehilangan buah hati keduanya.
Di rumah sakit Swasta di Surabaya, Rau Suriya Dhanefs (2) dikabarkan meninggal dunia setelah menderita penyakit langka.
Melansir dari Kompas.com, Selasa (13/10/2020), Rau divonis menderita sindrom putri tidur atau sleeping beauty syndrom yang membuatnya terlelap selama 16 bulan.
Kelainan yang diderita sang bocah ini diketahui sempat viral di sejumlah sosial media beberapa bulan lalu.
Tak hanya keluarga, Ratnawati membeberkan banyak yang ikut berduka saat menyaksikan potret cucunya di beberapa platform media sosial.
"Banyak sekali yang ikut bersedih atas kepergian cucu saya di akun TikTok saya," ucap Ratnawati saat ditemui di kediamannya, Senin (12/10/2020).
Kendati sang cucu telah pergi untuk selama-lamanya, Ratnawati kembali menceritakan perjuangan bayi malang itu.
Sembari menangis, sang nenek membenarkan bahwa perjuangan cucunya telah berakhir di meja operasi.
Sejak menderita sindrom putri tidur, Ratna mengatakan cucunya mulai mengalami gangguan pada bagian paru-paru.
Setelah dioperasi, Rau hanya bertahan selama tiga hari setelahnya.
Menurut kesaksian Ratna, saat dilahirkan cucunya terlahir dalam kondisi baik dan sehat.
Namun, setelah memasuki usia delapan bulan, sekujur tubuh Rau mendadak dingin.
Kepala dan wajah Rau disebutkan memerah sementara pembuluh darahnya terlihat membiru.
Tanpa pikir panjang, keluarga langsung melarikanya ke rumah sakit untuk mendapat penanganan dari dokter spesialis anak di Pamekasan.
"Kata dokter disuruh opname di rumah sakit. Jika dalam 10 hari tidak ada perkembangan, disuruh rujuk ke rumah sakit yang lebih lengkap peralatannya," jelasnya.
Baca Juga: Idap Penyakit Langka, Remaja Ini Tidak Boleh Jatuh Cinta, Mabuk Asmara Bisa Merenggut Nyawanya
Selama menjalani perawatan inilah, gejala Sleeping Beauty Syndrom mulai tampak.
Selama 10 hari tak ada perkembangan, Rau akhirnya dirujuk ke rumah sakit swasta selama dua bulan lebih.
"Ada penyakit baru di tubuh Rau. Kata dokter Hidrosefalus dan meningitis TB," ujar Ratnawati.
Lebih dari dua bulan di rumah sakit tersebut, Rau dikabarkan tak lagi membuka mata.
Seiring dengan adanya pandemi covid-19, akhirnya perawatan sang bocah di hentikan.
Sebagai gantinya, Rau akhirnya menjalani pengobatan alternatif.
Alhasil, keadaan Rau dikabarkan berangsur membaik, hanya saja kesehatan sang bocah menjadi sangat sensitif dan trauma ketika dibawa ke luar rumah.
"Sensitif sekali kesehatannya makanya jarang saya bawa keluar rumah," ungkap Ratnawati.
Namun sayang hal tersebut tak bertahan lama dan takdir untuk Rau berkata lain.
Sofiatu Jannah selaku ibu kandung sang bocah mengaku sudah ikhlas menskipun tak lepas dari kesedihan.
"Sekarang Rau sudah meninggal. Meskipun sangat sedih, saya sudah banyak berkorban agar Rau bisa bertahan hidup. Mungkin Allah lebih sayang Rau," ujar Sofia.
Ya, Sindrom putri Tidur sering kali disebut juga dengan istilah Kleine-Levin Syndrom (KLS).
Baca Juga: Sempat Mengidap Penyakit Langka, Selvi Kitty Khawatirkan sang Putra di Tengah Wabah Virus Corona
Melansir informasi dari Tribunnews.com, sindrom putri tidur merupakan kelainan yang diderita pada syaraf yang membuat penderitanya tidur dalam waktu lama.
Tergolong sebagai penyakit langka, sindrom putri tidur memiliki gejala khas terkait pola tidur penderitanya, yaitu penderitanya bisa tidur dalam jangka waktu yang lama (hipersomnia).
Sindrom putri tidur biasanya menyerang remaja, dan sekitar 70 persen penderitanya adalah kaum pria.
(*)
Kimberly Ryder Klarifikasi soal Lemari Plastik yang Jadi Omongan Netizen, Ada Sejarah Miris di Baliknya
Source | : | Kompas.com,tribunnews |
Penulis | : | Novia |
Editor | : | Deshinta Nindya A |