“Jika saya mengumpulkan banyak kaleng, saya bisa menjualnya seharga $ 1.”
Bahkan, diantara pemulung itu terdapat anak-anak, termasuk seorang gadis berusia 8 tahun bernama Vanya.
Dia mengaku telah bekerja di sana sepanjang hidupnya.
“Saya suka di sini karena saya bisa bersama orang tua dan teman-teman saya,” katanya.
Vanya mengaku dia bersekolah, tetapi ketika ditanya mengapa dia tidak pergi sekolah saat itu, dia tidak menjawab.
Sementara itu, Bio, seorang anak laki-laki berusia 11 tahun, penuh dengan kotoran, juga mengatakan dia belajar “di sore hari”.
Mengutip Aljazeera, pada saat itu, sebuah kaleng aerosol yang tersembunyi di tumpukan terbakar di belakang kedua anak itu meledak.
Ledakan kaleng aerosol mengeluarkan suara gemuruh yang menusuk telinga.
Saat tim reporter tersentak ketakutan, Bio dan Vanya justru hanya tersenyum.
(*)
Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul Tempat Pembuangan Sampah di Timor Leste, Dulu Jadi Alasan Merdeka, Kini Jadi Lokasi Tur
Source | : | intisari |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |