Perlu juga dicatat bahwa pekerjaan tertentu yang melibatkan panas, seperti bekerja sebagai koki di dapur yang panas atau sebagai petugas pemadam kebakaran dengan seragam yang tidak dapat bernapas, juga dapat berdampak negatif pada jumlah sperma.
Baca Juga: Virus Corona Diduga Picu Kemandulan, Berikut Hasil Penelitian Terhadap Pasien Covid-19
Merokok tembakau dapat mengurangi jumlah dan kualitas sperma.
“Racun dan kontaminan mengalir dari paru-paru melalui sistem peredaran darah ke testis,” kata Baratz.
Sebuah studi tahun 2015 di Postgraduate Medical Journal mengungkapkan bahwa asap rokok dapat menurunkan jumlah sperma sebanyak 17,5 persen.
Menurut sebuah studi 2015 di American Journal of Epidemiology, merokok ganja lebih dari sekali seminggu telah dikaitkan dengan konsentrasi sperma 28 persen lebih rendah.
Tapi berhenti merokok saja bisa berdampak pada jumlah sperma dalam beberapa bulan.
Para peneliti di Mailman School of Public Health Universitas Columbia menemukan bahwa pria yang merasa stres lebih cenderung memiliki konsentrasi sperma yang lebih rendah.
Stres menyebabkan peningkatan kadar hormon glukokortikoid, yang dapat berdampak negatif pada produksi testosteron dan sperma.
Para peneliti di University of Southern Denmark menemukan bahwa ketika indeks massa tubuh (BMI) laki-laki meningkat, jumlah spermanya menurun.
Source | : | Today’s Parent |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Okki Margaretha |