Otomatis hal itu akan mengurangi dorongan makan secara berlebihan.
Baca Juga: 7 Manfaat Kunyit Bagi Kesehatan, Memperbaiki Mood sampai Mencegah Kanker
Mengutip Kompas.com, makan terlalu cepat dikaitkan dengan risiko resistensi insulin yang lebih tinggi, ditandai dengan kadar gula darah dan insulin yang tinggi.
Kondisi ini terjadi ketika tubuh tidak menggunakan insulin secara efektif dan dapat menyebabkan diabetes tipe 2 seiring waktu.
Makan cepat berhubungan dengan obesitas sebagai penyebab utama resistensi insulin.
Baca Juga: Penderita Diabetes Jangan Nekat Konsumsi Minuman Bersoda, Akibatnya Fatal!
Melansir laman Clean Eating, makan cepat dan kenaikan berat badan yang terkait dapat meningkatkan risiko sindrom metabolik, yakni sekelompok faktor yang meningkatkan risiko tidak hanya diabetes, tetapi juga penyakit jantung dan stroke.
Makan cepat juga dikaitkan dengan gastritis erosif, peradangan yang menggerogoti lapisan perut, menyebabkan kerusakan yang dangkal atau terkadang tukak yang dalam.
Dokter lebih mungkin menemukan tanda-tanda gastritis erosif pada pasien yang mengatakan bahwa mereka adalah pemakan cepat.
Salah satu kemungkinan alasannya, orang yang menelan makanan mereka secara terburu-buru cenderung makan berlebihan.
Baca Juga: 9 Tanda-tanda Diabetes Tipe 2 yang Harus Diwaspadai!
Sementara, makan berlebihan, pada gilirannya dapat menyebabkan makanan duduk lebih lama di perut, sehingga lapisan perut terpapar lebih banyak asam lambung.
Oleh karena itu, lebih baik makan secara perlahan sampai makanan halus saat dikunyah.
(*)
Viral, Pernikahan Ini Sajikan Menu Mie Instan untuk Undangan yang Datang padahal Tajir, Tamu: Kami Juga Bawa Bekal Sendiri
Source | : | Kompas.com,Bobo.grid.id |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Okki Margaretha |