Laporan Wartawan Grid.ID, Ragillita Desyaningrum
Grid.ID – Buang Air Besar (BAB) adalah cara tubuh mengeluarkan kotoran sisa makanan yang telah dicerna dan tidak dibutuhkan lagi.
Sebagian orang menganggap bahwa BAB harus dilakukan setiap hari, namun kenyataannya ada orang yang tidak BAB setiap hari.
Mungkin dua atau tiga kali sehari, atau bahkan ada yang sampai seminggu sekali.
Baca Juga: Stop Buang Cangkang Telur Mulai Sekarang! Ternyata Mengandung Banyak Kalsium dan Bisa Dimakan
Nah, jika tidak BAB, perut pasti akan terasa tidak nyaman karena mengalami gangguan pencernaan.
Lalu, berapa frekuensi BAB yang harus kita lakukan dalam sehari atau dalam seminggu?
Sebenarnya, frekuensi BAB satu orang dengan orang lainnya sangat mungkin berbeda.
Melansir Kompas.com, berdasarkan survei yang dilakukan Health Line terhadap 2.000 responden, diketahui kebanyakan dari mereka melakukan BAB hanya sekali dalam sehari.
Baca Juga: Waspadai Gigi Berlubang alias Karies Gigi, Ditandai dengan Nyeri Saat Mengunyah
Hampir 50 persen responden mengaku buang kotoran sekali sehari, sedangkan 28 persen responden menyebut BAB dua kali sehari.
Sementara, hanya 5,6 persen yang melaporkan BAB hanya sekali atau dua kali seminggu.
Dalam sebuah penelitian pada tahun 2010 yang diterbitkan Scandinavian Journal of Gastroenterology juga menemukan bahwa 98 persen responden mengaku BAB antara 1-3 kali sehari hingga 3 kali seminggu.
Perbedaan BAB pada setiap orang ini dikarenakan kebiasaan makan yang dilakukan setiap orang juga berbeda-beda.
Jika kamu salah satu orang yang rutin mengonsumsi makanan berserat, tidak heran jika frekuensi BAB kamu lebih sering dibandingkan dengan orang yang jarang mengonsumsi serat.
Baca Juga: Tips Makan Sehat untuk Pekerja Shift Malam, Disertai Menu dan Jadwal Ngemil
Selain itu, mengutip Bobo.ID, frekuensi BAB juga ditentukan dari seberapa sering kita bergerak dan melakukan aktivitas fisik.
Biasanya, orang yang rutin berolahraga akan lebih lancar BAB karena pergerakan otot dalam usus meningkat.
Bobo.ID juga menginformasikan bahwa ada kaitan antara stres dan frekuensi BAB.
Saat merasa stres, tubuh akan lebih banyak mengalirkan darah ke jantung dan paru-paru yang mengakibatkan sistem pencernaan kita terganggu.
Dalam kondisi ini kita bisa cenderung lebih sering BAB maupun lebih jarang BAB.
Bukan hanya itu, seperti yang diwartakan Kompas.com, usia ternyata juga memengaruhi frekuensi BAB.
Biasanya, semakin tua usia seseorang, semakin besar kemungkinan mengalami sembelit.
Hal ini dikarenakan berkurangnya pergerakan lambung yang mendorong pencernaan, berkurangnya mobilitas, dan lebih banyak minum obat yang memperlambat kesehatan usus.
Melansir Kompas.com, beberapa peneliti mengindikasikan bahwa intensitas BAB sebanyak tiga kali sehari atau tiga kali seminggu masih tergolong normal.
Ketimbang intensitas frekuensi BAB, ternyata lebih penting memerhatikan konsistensi feses demi mengetahui kondisi kesehatan usus seseorang.
Baca Juga: Ibu Hamil Rentan Mengalami Varises pada Miss V, Apakah Berbahaya?
Tapi tidak menutup kemungkinan juga BAB yang terlalu jarang terjadi atau terlalu sering bisa menjadi tanda adanya gangguan kesehatan.
BAB dikatakan bermasalah apabila ditemukan darah pada feses, tidak BAB lebih dari tiga hari, feses berwarna hitam, sakit perut parah, penurunan berat badan disertai dengan diare atau sembelit.
Nah, kalau kamu mengalami gejala-gejala di atas, segera konsultasikan dengan dokter ya.
(*)
Innalillahi, Rombongan Bus SMP Kecelakaan Usai Dihantam Mundur Truk di Tol Pandaan-Malang, Begini Kronologinya
Source | : | Kompas.com,bobo |
Penulis | : | Ragillita Desyaningrum |
Editor | : | Nesiana |