Akibat dari kontraksi ini adalah makanan yang sebelumnya di makan bergerak lebih jauh sampai akhirnya kamu merasa ingin BAB.
Intensitas refleks gastrokolik pun beragam pada setiap orang karena ada yang ringan dan ada juga yang kuat.
Saking ringannya, mungkin refleks ini tidak menimbulkan gejala apapun, namun pada kasus yang kuat, refleks ini membuat seseorang mempunyai keinginan BAB yang sangat besar setelah makan.
Ada beberapa kondisi yang memengaruhi refleks gastrokolik, di antaranya adalah:
- Sindrom Iritasi Usus Besar (IBS)
- Alergi makanan dan intoleransi makanan
- Kegelisahan
- Radang perut
- Penyakit celiac
- Penyakit radang usus (IBD)
- Penyakit Crohn atau Crohn’s Disease
Baca Juga: Segudang Manfaat Minum Air Hangat untuk Kesehatan, Mencegah Sembelit sampai Stres
Kondisi ini juga dapat menimbulkan gejala-gejala tambahan seperti:
- Kembung setelah buang angin atau BAB
- Perasaan ingin buang angina terus menerus
- Diare
- Sembelit
- Diare dan sembelit yang bergantian
Anaknya Punya Senyum Manis, Duta Sheila On 7 'Deg-degan' Aishameglio Sekarang Terkenal
Source | : | Healthline,medical news today |
Penulis | : | Ragillita Desyaningrum |
Editor | : | Irene Cynthia |