Laporan Wartawan Grid.ID, Ragillita Desyaningrum
Grid.ID – Demi mencapai target pekerjaan, tidak jarang kita bekerja keras hingga rela lembur tanpa memikirkan efeknya.
Padahal, bekerja terlalu keras adalah pemicu burnout syndrome yang merupakan kondisi stress parah yang menyebabkan kelelahan fisik, mental, dan emosional karena rutinitas kerja.
Mengutip Kompas.com, beberapa penelitian menemukan bahwa orang yang mengalami gejala burn out tidak percaya bahwa pekerjaan mereka adalah penyebabnya.
Baca Juga: BTS Vakum Sementara Usai Sibuk Kerja, Kenali Gejala Burnout Karena Kebanyakan Kerja!
Bahkan, WHO telah menetapkan burnout syndrome sebagai fenomena kelelahan bekerja dan mengklasifikasikannya ke dalam penyakit internasional baru.
Parahnya lagi, burnout syndrome tidak dapat hilang dengan sendirinya dan bahkan dapat menyebabkan penyakit lainnya seperti depresi, penyakit jantung, dan diabetes.
Berikut ini adalah beberapa gejala umum burnout syndrome yang penting untuk diketahui, terutama bagi para pekerja, yang dikutip dari Healthline.
Kelelahan
Bukan sekedar kelelahan biasa, kelelahan sebagai gejala burnout syndrome bisa dirasakan dari mulai fisik hingga emosional.
Selain itu, kelelahan ekstrem karena burnout ini juga dapat memicu gejala fisik seperti sakit kepala, sakit perut, kehilangan nafsu makan, dan sulit tidur.
Merasa terisolasi
Orang yang mengalami burnout cenderung merasa terbebani dengan beban pekerjaannya yang menumpuk.
Perasaan ini akhirnya membuat mereka merasa terisolasi hingga mereka mungkin berhenti bersosialisasi dengan teman, anggota keluarga, atau rekan kerja.
Berfantasi untuk melarikan diri
Masih dengan beban pekerjaan yang terasa memberatkan, penderita burnout selalu berfantasi untuk melarikan diri dari kewajibannya dalam menyelesaikan pekerjaan.
Bahkan pada beberapa kasus yang berat, penderita burnout akan melapiaskan rasa sakit emosionalnya pada obat-obatan terlarang, alkohol, dan makan secara berlebihan.
Cepat marah
Perasaan tertekan, terbebani serta kelelahan cenderung akan membuat seseorang cepat marah, tak terkecuali jika itu menyangkut pekerjaan.
Akibatnya, hal ini akan berefek pada sulitnya menyelesaikan pekerjaan di kantor dan berlanjut pada pekerjaan rumah.
Baca Juga: 2 Idola KPOP Korea-Amerika Ini Giat Mempromosikan Pentingnya Kesehatan Mental
Sering sakit
Kelelahan yang disebabkan oleh stress jangka panjang dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh sehingga rentan terkena penyakit seperti flu atau insomnia.
Bukan hanya itu saja, stress jangka panjnag pun juga dapat memengaruhi kesehatan mental dan memicu kecemasan dan depresi.
Nah, untuk menghindari burnout syndrome ini, ada beberapa hal yang dapat dilakukan seperti berolahraga, makan makanan bergizi, menerapkan kebiasaan tidur yang baik, serta meminta pertolongan.
Meminta pertolongan pada orang yang professional seperti psikolog atau psikiater dapat membantu mengatasi burnout syndrome.
Selain itu, meminta pertolongan pada orang-orang terdekat dan terpercaya seperti keluarga atau sahabat juga dapat membantu untuk meringankan stress.
(*)
Mobil Mewahnya Ditabrak Sopir Truk, Wanita Ini Malah Tak Marah dan Tak Minta Ganti Rugi, Ini Alasannya
Source | : | Kompas.com,Healthline |
Penulis | : | Ragillita Desyaningrum |
Editor | : | Winda Lola Pramuditta |