Adapun tantrum adalah bagian normal dari perkembangan anak.
Begitulah cara anak kecil menunjukkan bahwa mereka kesal atau frustrasi.
Melansir laman Kidshealth.org, tantrum dapat terjadi ketika anak-anak lelah, lapar, atau tidak nyaman.
Mereka bisa mengalami kehancuran karena tidak bisa mendapatkan sesuatu (seperti mainan atau orangtua) untuk melakukan apa yang mereka inginkan.
Belajar mengatasi frustrasi adalah keterampilan yang diperoleh anak-anak dari waktu ke waktu.
Tantrum sering terjadi selama tahun kedua kehidupan, ketika keterampilan bahasa mulai berkembang.
Baca Juga: 6 Cara Pertolongan Pertama Saat Anak Mimisan dan Kenali Penyebabnya
Karena anak belum bisa mengatakan apa yang mereka inginkan, rasakan, atau butuhkan, pengalaman yang membuat frustrasi dapat menyebabkan amukan.
Saat keterampilan bahasa meningkat, amukan cenderung menurun.
Balita menginginkan kemandirian dan kendali atas lingkungan mereka lebih dari yang sebenarnya dapat mereka tangani.
Baca Juga: Ahli Menyebut Donat Jadi Makanan Pemicu Bad Mood, Alasannya Bikin Kaget
Hal ini menyebabkan perebutan kekuasaan ketika seorang anak berpikir “saya dapat melakukannya sendiri" atau "saya menginginkannya, berikan kepada saya."
Ketika anak-anak mengetahui bahwa mereka tidak dapat melakukannya dan tidak dapat memiliki semua yang mereka inginkan, maka anak akan mengamuk.
Lantas, bagaimana mengatasinya?
Viral Peserta Indonesian Idol Punya Suara Unik Mirip Optimus Prime, Anang Hermansyah Langsung Ramal Begini
Source | : | Instagram,parents.com,kidshealth.org |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Irene Cynthia |