"Tadi kan masih hitung ni, kita hitung dari Desember, perkiraan Rp 1,8 (M) sudah masuk yang bersangkutan. Tapi kita dalami. Yang jelas ini barang buktinya ada Rp 149 juta dari tangan tersangka," lanjutnya.
Sebagai informasi, dalam satu hari para oknum berhasil melakukan layanan rapid antigen bekas sekitar 100 - 200 penumpang di Bandara Kualanamu.
Alhasil, jika dalam satu hari para oknum berhasil melakukan tes rapid pada 100 penumpang, maka dalam 3 bulan sudah ada 9.000 penumpang yang memberikan mereka keuntungan.
Dan kini, keuntungan yang mereka dapatkan kabarnya telah dipergunakan Picandi Mosko untuk membangun istana mewah.
Namun, menurut informasi dari warga sekitar, pembangunan rumah mewah Picandi tersebut dimulainya sejak setahun terakhir.
Saat ini, pembangunannya dihentikan sementara semenjak Picandi tersandung kasus alat antigen bekas.
Meski demikian, para tukang yang bekerja di rumah Picandi Mosko mengaku tidak tahu menahu kasus yang menyandung sang pemilik rumah.
"Kami tukang Purwakarta, tugasnya cuma membuat relief saja, sementara yang lainnya kami tidak tahu," kata Antoni dan Cecep, tukang yang bekerja membangun rumah milik Picandi, Jumat (30/4/2021).
Menurut pengakuannya, para tukang yang bekerja di rumah Picandi mulai dihentikan untuk bekerja pada Kamis (29/4/2021) lalu.
"Kamis pagi kemarin kami tiba-tiba di-stop oleh nenek (ibu Picandi) alasannya ada musibah, sekarang kami mau mengambil alat yang masih tinggal," ungkapnya.
Kepada TribunSumsel.com, para tukang mengungkapkan terakhir melihat istri Picandi saat perayaan ulang tahun anaknya, kemudian setelah itu mereka tidak melihat lagi, informasinya telah pergi.
Source | : | Kompas.com,Tribunsumsel.com |
Penulis | : | Novia |
Editor | : | Ayu Wulansari Kushandoyo Putri |