Grid.ID - Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas (DKK) menyerahkan bantuan berupa 1.400 paket sembako dan buku kepada beberapa kelompok masyarakat paling rentan yang terdampak pandemi Covid-19.
Bantuan disalurkan secara terpisah dalam satu pekan ini.
Hari Selasa, 4 Mei 2021, Yayasan DKK menyerahkan bantuan sembako sebanyak 250 paket kepada warga kampung Sitanala, Kelurahan Karang Sari Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang, Banten.
Bantuan diserahkan langsung oleh Ketua Yayasan DKK A Tomy Trinugroho kepada Jamin, Ketua RW 13 Kampung Sitanala Kel Karangsari, Kec Neglasari, Kota Tangerang Selanjutnya, bantuan langsung disalurkan kepada warga yang membutuhkan.
"Sumbangan berupa sembako ini berasal dari pembaca Kompas yang menyalurkannya melalui DKK. Kami hanya sebagai talang kepedulian pembaca Kompas terhadap saudara-saudara di Kampung Sitanala yang membutuhkan, terutama selama pandemi Covid 19," kata A Tomy Trinugroho, Ketua Yayasan DKK menjelaskan.
Jamin menyampaikan rasa terima kasih kepada para pembaca Kompas yang menunjukkan kepeduliannya dengan memberikan donasi berupa paket bantuan bahan kebutuhan pokok di masa sulit ini.
"Bantuan dari pembaca Kompas melalui Yayasan DKK ini sangat membantu bagi warga di Kampung Sitanala saat ini. Bantuan sembako nantinya diperuntukkan kepada warga lanjut usia dan yatim piatu yang ada di sini," ujar Jamin.
Baca Juga: Yayasan DKK dan Polsek Tanah Abang Salurkan Bantuan Bahan Pokok
Kampung Sitanala dulu dikenal sebagai “kampung kusta” karena kampung itu awalnya dihuni oleh para penyintas kusta yang telah menyelesaikan perawatan di Rumah Sakit Sitanala.
Penyintas yang berasal dari berbagai daerah itu sebagian memilih tinggal di lahan di belakang RS Sitanala. Tempat tinggal mereka kemudian disebut kampung Sitanala.
Sebagian penghuni kampung itu dulu mengalami diskriminasi lantaran pernah mengidap kusta.
Seiring waktu diskriminasi terhadap mereka memudar.
Selain menyerahkan bantuan sembako ke Sitanala, Yayasan DKK menyalurkan bantuan sembako sebanyak 650 paket kepada warga disabilitas netra yang tergabung dalam Persatuan Tunanetra Indonesia.
Bantuan diserahkan, Senin 26 Mei 2021 lalu dan diterima oleh Eka Setiawan, Ketua Pertuni DKI Jakarta.
"Anggota Pertuni yang sebagian besar bekerja sebagai tukang pijat selama pandemi sangat terpukul karena karena merka hampir tidak bisa lagi bekerja karena harus kontak langsung secara fisik dengan pengguna jasa."
"Jadi bantuan sembako dari pembaca Kompas ini, benar-benar bisa meringankan beban mereka. Kami sangat berterima kasih dengan bantuan ini karena datang pada saat yang dibutuhkan yakni saat bulan Ramadhan," ungkap Eka Setiawan di kantor DPP Pertuni, Jakarta Pusat.
Warga disabilitas termasuk kelompok masyarakat yang paling terdampak oleh pandemi Covid-19.
Selama pandemi, misalnya, anggota Pertuni yang sebagian besar bekerja sebagai pengamen jalanan, tukang pijat, dan penjual kerupuk kehilangan banyak penghasilan.
Mereka tidak leluasa bekerja karena ada pembatasan berskala besar maupun mikro di beberapa daerah.
Mei tahun lalu, Yayasan DKK juga menyerahkan bantuan sembako kepada warga Pertuni di Jakarta.
Pada hari yang sama, Yayasan DKK menyerahkan bantuan sembako sebanyak 500 paket kepada para marbut, imam, dan warga di sekitar masjid di Jakarta.
Bantuan disalurkan melalui Dewan Masjid Indonesia di Jakarta dan diterima oleh HM Natsir Zubaidi, Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga dan Luar Negeri Dewan Masjid Indonesia di Jakarta.
"Semoga kerja sama antara DKK dengan DMI dalam menyalurkan bantuan kepada kaum dhuafa tetap bisa berlanjut di masa depan.
Kolaborasi dalam hal kemanusiaan itu adalah kegiatan lintas agama, suku, status sosial, dan sebagainya. Ini harus terus digelorakan dan dikembangkan oleh segenap komponen di masyarakat," tutur H Nasir saat serah terima bantuan sembako dari pembaca Kompas (26/4) di Jakarta.
Ini adalah bantuan kedua yang disalurkan Yayasan DKK untuk para marbot, imam, dan warga sekitar masjid salam setahun terakhir.
Sebelumnya, Yayasan DKK menyalurkan bantuan pembaca berupa 1.000 bahan pokok, 2.000 potong masker, dan 2.000 butir vitamin kepada mereka.
Di Jakarta terdapat 3.024 masjid dengan 2-3 imam dan marbut di setiap masjid.
Dalam kondisi normal, masjid bisa memberi santunan kepada para imam, marbut, bahkan warga tidak mampu di sekitarnya.
Dana santunan biasanya diambil dari kotak amal yang diedarkan di masjid.
Namun, selama pandemi, banyak masjid ditutup atau dibatasi jumlah pengunjungnya sehingga isi kotak amal menurun karena jemaah beribadah di rumah masing-masing.
Selain menyalurkan bantuan bahan kebutuhan pokok, pekan ini Yayasan DKK telah menyalurkan bantuan berupa buku kepada SDN Candirejo, Sleman, DIY dan SD Xaverius Pangudi Luhur, Gunung Brintik, Semarang, Jawa Tengah.
Nilai bantuan masing-masing Rp 10 juta.
(*)
Penulis | : | Grid |
Editor | : | Nindya Galuh Aprillia |