Saat mendengarkan pertama kali cerita Penyalin Cahaya yang langsung dituturkan Wregas, Lutesha mengaku langsung terpikat.
"Subplot cerita Farah yang sangat menarik dan kompleks membuat saya tertarik untuk memainkan karakternya. Terdapat banyak layer dari backstory yang tidak ditunjukkan secara eksplisit yang membuat karakternya semakin tajam. Dinamika emosi yang naik turun, trauma terpendam, ledakan emosi, hingga konsistensi karakter, semua ini merupakan tantangan dan pengalaman yang baru bagi saya," jelas Lutesha.
Perasaan yang sama juga dialami Jerome kala pertama kali menyimak kisah Penyalin Cahaya dari Wregas.
Menurut Jerome, berbagai kejadian di dalam cerita Penyalin Cahaya jarang digambarkan dalam film. Padahal, kejadian-kejadian tersebut dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
"Emosi karakter Tariq berspektrum. Bisa naik, bisa turun. Tidak lazim ditemukan pada banyak orang, karena juga mempunyai masa lalu yang tidak banyak orang alami, sehingga membedah karakter Tariq jadi tantangan buat saya. Tidak mudah mencari referensi untuk menghidupkan Tariq. Namun dalam proses pencarian itu, saya menyadari ternyata banyak orang di sekitar hidup saya yang mempunyai pengalaman hidup yang bisa diserap untuk menghidupkan karakter Tariq. Saya jadi lebih jatuh cinta lagi kepada karakter Tariq," ungkap Jerome.
Di mata Wregas, Lutesha memiliki totalitas dalam menceburkan diri mereka ke dalam karakter. Lutesha, misalnya, memotong rambutnya jadi pendek sebahu.
Padahal, rambutnya selalu panjang dalam film-film yang ia bintangi sebelumnya. Begitu pula Jerome yang memotong rambutnya menjadi nyaris gundul.
"Hal ini membantu untuk me-restart semua karakter-karakter yang mereka perankan di masa lalu, dan sepenuhnya berlayar dengan karakter Tariq dan Farah di film ini," lanjut Wregas.
Penulis | : | Grid |
Editor | : | Winda Lola Pramuditta |