Pembedahan karakter dan latihan intens dilakukan Jerome dan Lutesha bersama Wregas.
"Jerome dan Lutesha menyumbangkan beberapa elemen, seperti background masa lalu, trauma, hand-props yang selalu ia pegang, pakaian, sampai ke kebiasaan-kebiasaan seperti menggaruk hidung atau rambut. Bersama mereka, karakter Tariq dan Farah menjadi semakin utuh," kata Wregas.
Menurut Lutesha, film Penyalin Cahaya memang memiliki peran penting untuk meningkatkan awareness terhadap topik kekerasan seksual. Apalagi, jarang ada film Indonesia yang mengangkat topik tersebut.
"Film Penyalin Cahaya bisa menyampaikan suara penyintas kekerasan seksual yang masih berjuang untuk mendapatkan keadilan. Dengan film ini dilihat banyak orang, saya harap akan ada dampak yang signifikan, tidak hanya di industri film, namun juga di kehidupan nyata, misalnya perubahan regulasi hukum dari pemerintah," ucap Lutesha.
Dalam membuat film Penyalin Cahaya, Rekata Studio yang diproduseri oleh Adi Ekatama dan Ajish Dibyo berkolaborasi dengan produser Willawati dari Kaninga Pictures.
Film Penyalin Cahaya diperkuat oleh jajaran aktor-aktris muda maupun senior, serta para kru berpengalaman dalam industri film Indonesia.
Di tengah lesunya perfilman Indonesia akibat kondisi pandemi, Rekata Studio dan Kaninga Pictures tetap terus berkarya dengan melakukan proses produksi film Penyalin Cahaya yang menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Secara berkala, film Penyalin Cahaya bakal mengumumkan jajaran pemain lainnya dan sejumlah informasi menarik.
Informasi terbaru tentang film Penyalin Cahaya juga dapat diakses melalui akun media sosial di Instagram, Twitter dan juga YouTube Rekata Studio.
(*)
Penulis | : | Grid |
Editor | : | Winda Lola Pramuditta |