Dia menyewa salesman keliling untuk membagikan kupon Coca-Cola gratis.
Tujuannya adalah agar orang-orang mencoba minuman, menyukainya, dan kemudian membelinya.
Selain kupon, Candler juga memutuskan untuk memasarkan Coca-Cola dengan menempelkan logo pada kalender, poster, buku catatan, dan bookmark untuk menjangkau pelanggan.
Itu adalah satu langkah untuk menjadikan Coca-Cola sebagai merek nasional, bukan hanya merek regional.
Namun Candler melakukan langkah kontroversial ketika dirinya menjual sirup Coca-Cola sebagai obat paten, mengklaim bahwa sirup itu bisa mengobati kelelahan dan sakit kepala.
Pada tahun 1898, Kongres mengeluarkan pajak pascaperang Spanyol-Amerika yang dibebankan untuk semua produk obat.
Ia kemudian ingin menjual Coca-Cola hanya sebagai minuman.
Setelah pertempuran di pengadilan, Coca-Cola tidak lagi dijual sebagai obat.
Ini juga menjadi akhir dari polemik kandungan kokain yang awalnya terdapat dalam Coca-Cola.
Sebagaimana dilansir Live Science, paling tidak hingga tahun 1903, Coca-Cola diyakini mengandung kokain.
Source | : | Tribunstyle |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |