Namun takdir berkata lain, pada hari ke 14 Ali harus kehilangan sang istri berikut anak untuk selamanya.
Untuk diketahui, istri Ali dirawat dalam keadaan hamil tujuh bulan.
Istri Ali meninggal dua jam setelah melahirkan secara normal.
Anak pertama mereka lahir dalam keadaan meninggal dunia, sementara sang istri meninggal dunia dua jam setelah menjalni persalinan dengan normal.
Sejak awal, sang istri terkonfirmasi positif Covid-19, Ali tak pernah ragu untuk merawat, bahkan sebelum pihak rumah sakit meminta ada keluarga yang menunggu, Ali terlebih dulu meminta tak ingin dipisahkan dari sang istrinya.
"Ketika awal masuk rumah sakit untuk menemani almarhumah istri kemarin, saya juga tes swab. Saat sebelum keluar rumah sakit untuk ikut membawa jenazah istri ke pemakaman juga dites lagi. Dari kedua tes tersebut, dua-duanya hasilnya negatif, walaupun saya jelas-jelas kontak erat dengan istri," kata Ali.
Ali bertutur, keberadaannya di samping sang istri sangat berarti untuk pemulihan pasien.
Ali yakin, pasien Covid-19 lainnya juga butuh perlakuan yang sama, yaitu butuh didampingi untuk menyemangati.
“Meski saya harus kehilangan istri saya, namun saya yakin, keberadaan orang lain di samping pasien Covid-19 memiliki arti penting bagi penyembuhan pasien,” kata Ali.
Menurut Ali, saat mendampingi istrinya ia tak pernah berpikir apalagi takut akan ikut terpapar Covid-19.
Pak Tarno Derita Sakit Stroke, Istri Pertama Ngaku Ogah Jenguk Gegara Kelakuan Bini Muda: Pelakor Itu!
Source | : | Bangkapos.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |