Grid.id – Isu lingkungan menjadi perhatian banyak orang beberapa tahun belakangan. Lembaga konsultansi untuk perusahaan dan lembaga nonpemerintahan (NGO) GlobeScan mencatat dalam sebuah studinya bahwa kepedulian masyarakat dunia akan isu lingkungan mulai memuncak pada 2014.
Pandemi Covid-19, membuat kepedulian akan isu tersebut semakin memuncak. Masyarakat semakin sadar bahwa kelestarian alam memiliki kaitan erat dengan kesehatan dan kesejahteraan manusia.
Fenomena tersebut juga terlihat di Indonesia. Studi yang dilakukan oleh Hakuhodo Institute of Life and Living (HILL) ASEAN pada 2020 menunjukkan, sekitar 86 persen masyarakat Indonesia sudah mulai sadar akan pentingnya mempertimbangkan dampak suatu produk terhadap diri sendiri dan lingkungan.
Salah satunya, dengan mengurangi penggunaan produk sekali pakai, termasuk yang terbuat dari bahan plastik. Seperti diketahui, sampah plastik merupakan salah satu penyebab kerusakan lingkungan.
Baca Juga: Jakarta Fashion Hub Ajak Generasi Muda untuk Lebih Mengenal Sustainable Fashion, Penasaran?
Tak hanya itu, semakin banyak orang mengubah gaya hidupnya menjadi lebih ramah lingkungan dengan menerapkan gaya hidup berkelanjutan (sustainable living).
Sustainable living merupakan gaya hidup ramah lingkungan dengan mengurangi konsumsi energi rumah tangga, mendaur ulang dan membuat kompos, membeli produk lokal, hingga produk yang tidak berdampak buruk bagi lingkungan.
Bagi Anda yang ingin mengubah gaya hidup menjadi lebih sustainable, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk memaksimalkan upaya itu. Berikut beberapa aksi nyata yang bisa Anda mulai.
1. Lebih bijak dalam berbelanja
Membeli barang dengan memikirkan dampaknya bagi lingkungan dapat menjadi langkah sederhana untuk menerapkan konsep sustainable living. Misalnya saja, saat berbelanja pakaian.
Sebelum membeli, pertimbangkan kembali apakah Anda benar-benar membutuhkan pakaian baru atau tidak. Jangan sampai Anda hanya menambah tumpukkan pakaian di lemari dan berakhir tidak terpakai.
Apabila ada pakaian yang benar-benar tidak terpakai lagi, jangan langsung dibuang. Sebaliknya, ubah pakaian tersebut menjadi benda lain yang lebih fungsional, seperti lap, sapu tangan, dan kantong belanja.
Bijak dalam berbelanja juga dapat diaplikasikan ketika membeli makanan di luar atau take-out. Caranya, dengan membawa wadah makanan reusable.
Selain lebih higienis dan efisien, membawa wadah reusable dapat mengurangi limbah wadah makanan sekali pakai seperti plastik atau styrofoam.
Ketika berbelanja online, pastikan pula sampah plastik, kardus, atau styrofoam yang digunakan untuk membungkus paket produk tidak dibuang sembarangan. Jika memungkinkan, gunakan kembali bungkus tersebut untuk dijadikan barang fungsional lainnya.
2. Menghemat listrik
Selama pembatasan aktivitas, hampir seluruh orang lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Tanpa disadari, hal itu membuat konsumsi listrik semakin meningkat.
Perusahaan Listrik Negara (PLN) pada 2020 mencatat, konsumsi listrik rumah tangga di Indonesia mengalami peningkatan sekitar 12 persen. Bahkan, tidak sedikit pelanggan yang melaporkan adanya kenaikan tagihan listrik.
Melansir laman Electricity Plan, alat elektronik seperti televisi (TV) atau radio yang dibiarkan menyala saat tidak dipakai memakan konsumsi listrik yang besar. Oleh karena itu, disarankan untuk mematikan kedua perangkat tersebut sampai lampu power benar-benar mati.
Cabut kabel perangkat yang sudah tidak dipakai lagi dari stop kontak. Selain itu, maksimalkan pencahayaan alami dari luar untuk mengurangi pemakaian lampu dan matikan lampu saat meninggalkan ruangan.
3. Terapkan sustainable eating
Sustainable eating juga menjadi salah satu bentuk penerapan sustainable living. Dilansir dari laman eatright.org, sustainable eating adalah upaya yang dilakukan agar makanan yang dikonsumsi bermanfaat bagi tubuh dan lingkungan.
Salah satu contoh penerapan sustainable eating adalah dengan menghabiskan setiap makanan yang dimasak atau dibeli. Hal itu dilakukan untuk mengurangi dampak sampah makanan (food waste) yang merugikan lingkungan.
Tak hanya itu, Anda juga perlu mempersiapkan daftar belanjaan sebelum membeli bahan makanan. Hindari membeli bahan makanan segar seperti sayur, buah, ikan, dan daging dalam jumlah besar dan tidak sesuai kebutuhan.
Baca Juga: Jaga Pola Makan dan Hidup Sehat! 3 Zodiak Ini Akan Mengalami Masalah Kesehatan, Siapa Mereka?
Sebab, bahan segar lebih cepat mengalami penurunan kualitas dibandingkan makanan kemasan, sekalipun disimpan di lemari es.
Selain itu, setelah membeli makanan kemasan, segera cek kondisi kemasan dan tanggal kadaluwarsanya. Sebaiknya habiskan makanan dengan tanggal kadaluwarsa yang paling dekat terlebih dahulu untuk menghindari makanan terbuang sia-sia.
4. Beralih ke peralatan rumah yang sustainable
Untuk menerapkan konsep sustainable living di rumah, Anda juga dapat berinvestasi pada peralatan yang ramah lingkungan dan sustainable. Utamanya, peralatan di ruangan krusial seperti ruang TV, kamar, dan dapur.
Terkait dapur, berinvestasi pada peralatan dapur yang sustainable juga dapat mendukung sustainable eating. Oleh sebab itu, pilih peralatan dapur yang ramah lingkungan dan hemat energi, serta mampu menjaga kualitas dan rasa makanan.
Baca Juga: Tips Mengeringkan Pakaian dengan Mesin Cuci, Dijamin Pakaian Tetap Kinclong dan Terawat!
Saat membeli peralatan elektronik untuk dapur, pastikan produk dapat digunakan dalam jangka waktu lama dan memenuhi perkembangan kebutuhan di masa depan. Sebab, menggunungnya sampah dari barang elektronik atau e-waste juga jadi masalah yang pelik bagi lingkungan.
Sebagai rekomendasi, Anda bisa menggunakan peralatan dapur yang ramah lingkungan dan sustainable dari Electrolux.
Untuk diketahui, brand asal Swedia tersebut turut berpartisipasi mengurangi emisi dunia pada 2030. Electrolux membuktikan komitmennya dengan menghadirkan rangkaian inovasi peralatan dapur dengan konsumsi energi efisien.
Salah satunya, microwave. Produk tersebut tersedia dalam tiga jenis, yaitu microwave oven, microwave panggang, dan microwave konveksi.
Baca Juga: Mencabut Kabel atau Membiarkan dalam Keadaan Standby, Mana yang Lebih Hemat Listrik?
Pada microwave oven, Electrolux menyediakan kapasitas 20 dan 25 liter (L) dengan daya listrik 1.250 watt (W). Microwave oven tersebut memiliki fitur auto-off timer sehingga microwave akan mati secara otomatis ketika makanan selesai dihangatkan.
Sementara itu, untuk menghangatkan makanan dengan cepat, microwave oven tersebut juga sudah dilengkapi dengan mode quick defrost.
Apabila membutuhkan lebih dari sekadar pemanas makanan, Anda dapat memilih microwave panggang Electrolux. Microwave ini memiliki 8 program pre-set yang dapat digunakan untuk membakar (grill) berbagai jenis makanan.
Program itu dirancang agar dapat disesuaikan dengan bahan makanan seperti sayuran segar, makanan kemasan yang beku, dan daging dengan tingkat kematangan yang presisi.
Sebagai informasi, microwave panggang Electrolux tersedia dalam kapasitas 20 dan 23 L, serta daya listrik 1.200 W.
Selanjutnya, microwave konveksi. Microwave ini merupakan jenis dengan fitur paling lengkap, antara lain quick defrost, grill, dan air cook.
Untuk keamanan, microwave konveksi Electrolux juga dilengkapi fitur ChildLock yang dapat mengunci pintu selama fitur diaktifkan.
Berkat teknologi canggih yang disematkan oleh Electrolux, setiap mode memasak pada microwave mampu menghasilkan kualitas dan rasa yang tinggi, tanpa mengurangi kesegaran makanan.
Dengan begitu, keluarga dapat memperoleh kebaikan dari bahan makanan. Selain itu, makanan tidak cepat rusak dan dapat terkonsumsi sampai habis sehingga mengurangi food waste.
Selain microwave, Anda juga dapat melengkapi rumah Anda dengan peralatan dapur sustainable lainnya dari Electrolux, seperti kulkas, kompor, rice cooker, blender, dan dispenser.
Dengan begitu, Anda juga turut menjadikan rumah sebagai sustainable home yang lebih ramah lingkungan dan emisi rendah.
Untuk mendapatkan informasi seputar produk, spesifikasi, dan pembelian, Anda dapat mengunjungi situs web resmi Electrolux Indonesia melalui tautan ini.
Penulis | : | Yussy Maulia |
Editor | : | Sheila Respati |