Grid.ID - Jadi hidangan favorit di pedesaan, makanan singkong rebus bisa ditemukan dengan mudah di dapur.
Meski jadi makanan turun temurun yang nikmat, siapa sangka jika makanan singkong rebus justru bisa undang bahaya.
Ya, singkong rebus dapat berubah menjadi hal yang mengundang bahaya jika diolah dengan cara tertentu, berikut penjelasannya.
Singkong, juga dikenal sebagai ubi kayu, adalah makanan pokok bagi sekitar 700 juta orang di seluruh dunia.
Tanaman ini tumbuh subur di iklim tropis, termasuk di Indonesia.
Baik daun dan umbi tanaman singkong dapat digunakan dalam berbagai macam makanan.
Umbinya mirip dengan kentang dan dapat disiapkan dengan cara yang hampir sama yaitu direbus, digoreng, atau dihaluskan.
Umbinya juga bisa digiling menjadi tepung, yang bisa digunakan untuk kue dan roti. Di barat, singkong paling dikenal dalam bentuk tapioka.
Namun, banyak orang tak tahu bahwa umbi singkong mengandung senyawa yang beracun yang berbahaya bagi tubuh.
Kandungan ini bisa berbahaya jika singkong tidak diolah dengan benar.
Berikut ini cara mengolah yang benar agar singkong tidak menjadi racun dalam tubuh.
Singkong Bisa Beracun Untuk Tubuh
Meski nikmat dan harganya yang terjangkau, singkong memiliki satu kelemahan signifikan yaitu singkong mentah yang tidak diproses adalah sumber sianida.
Semua bagian tanaman singkong mengandung glikosida sianogenik yang membantu mempertahankannya dari hama.
Glikosida sianogenik memberikan rasa pahit yang biasanya membuat pemakan rumput biasa berhenti begitu mereka menggigit pertama.
Hidrogen sianida mengganggu proses dasar respirasi di dalam sel. Tanpa energi, sel mati dengan cepat dan dalam skala besar, yang menyebabkan hilangnya nyawa.
Gejalanya meliputi muntah, mual, sakit kepala, dan kejang-kejang. tetapi harus dimulai dengan cepat, sebelum kerusakan permanen terjadi.
Jumlah glikosida sianogenik dalam umbi sangat bervariasi menurut varietas tanaman (dari 50mg setara sianida per kg hingga 500mg), dan ditunjukkan dengan pahitnya umbi.
Varietas pahit secara visual sangat mirip dengan yang manis tetapi membutuhkan pemrosesan yang hati-hati untuk membuat tepung aman untuk dimakan.
Mengupas, memarut atau menggiling umbi diikuti dengan perendaman dalam air menyebabkan pelepasan dan penguapan hidrogen sianida yang aman.
Waktu yang dibutuhkan untuk perendaman akan bervariasi sesuai dengan suhu setempat dan varietas singkong yang disiapkan.
Manusia memang memiliki pertahanan alami terhadap konsumsi sianida.
Enzim Rhodan di dalam sel tubuh menambahkan atom sulfur ke unit sianida, mengubahnya dari sianida yang sangat beracun (CN–) menjadi ion tiosianat (SCN–) yang jauh lebih tidak beracun.
Biasanya manusia bisa makan 30-35mg hidrogen sianida dari singkong tanpa efek buruk – tetapi masalah terjadi jika kesehatan mereka buruk atau jika masuknya sianida tiba-tiba dan lebih besar dari yang dapat diatasi oleh sistem detoksifikasi.
Cara menyiapkan singkong dengan aman
Karena kandungan sianida singkong, orang harus memastikan singkong berasal dari pemasok yang dapat dipercaya.
Mereka juga harus mengambil langkah-langkah berikut saat memasak:
1. Kupas singkong.
2. Iris atau potong kecil-kecil.
3. Rendam dalam air.
4. Rebus hingga empuk dan matang sempurna.
5. Buang air rebusan.
Memanggang, menggoreng, atau merebus mungkin sesuai.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), orang harus merendam umbi singkong manis dalam air selama 4-6 hari.
Orang juga harus mengikuti langkah-langkah ini saat menggunakan singkong beku.
Varietas singkong yang pahit membutuhkan pengolahan yang lebih ekstensif, seperti memarut atau menumbuk dan merendamnya dalam air, sebelum direbus.
Produk olahan singkong, seperti mutiara tapioka dan tepung singkong, aman digunakan tanpa dimasak terlebih dahulu.
Artikel ini telah tayang di Sajiansedap.com dengan judul
(*)
Source | : | sajiansedap.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Maria Novika |