Pertempuran di Kiev
Pertempuran di Kiev merupakan kebanggaan bagi Hitler, hingga ia menyebutnya sebagai “kemenangan terbesar dalam sejarah dunia”.
Pada waktu itu, Hitler memang menyiratkan ambisinya untuk mengalahkan Uni Soviet (kini Rusia—red), kendati peperangan terpusat di Barat dan Selatan.
Hal ini tak terlepas dari impian lama Jerman, Drang Nach Osten ‘Desakan ke Timur’, yang memang menunjukkan ambisi Jerman untuk menguasai Timur.
Pada 22 Juni 1941, tiga juta prajurit Jerman melancarkan serangan yang bisa dikatakan paling besar dalam sejarah peperangan dan blitzkrieg terakhir Jerman: penyerbuan ke Uni Soviet.
Pertempuran besar-besaran pun terjadi di Kiev (ibu kota Ukraina) dan pihak Soviet harus menerima kekalahan karena pengarahan yang kurang memadai, pasukan yang tidak memiliki amunisi dan bahan bakar yang cukup, dan koordinasi yang buruk.
Saat itu, Jerman menyatakan telah menawan 665 ribu prajurit Rusia serta merampas 3.718 pucuk meriam dan 886 tank.
Pertempuran di Kiev tentu tak layak dilupakan sejarah, terutama karena hal-hal yang begitu menggugah nurani dan rasa kemanusiaan kita.
Para tawanan perang Rusia sengaja dibuat kelaparan, disiksa, dipaksa kerja selama 24 jam sehari di pabrik Krupp, juga dijadikan eksperimen medis.
Pertempuran di Kharkov
Pertempuran di Kharkov sebetulnya merupakan serangan balasan Poros di wilayah sekitar Kharkov terhadap landas serbu Izyum yang dikuasai Tentara Merah (sebutan untuk angkatan bersenjata Soviet).
Pertempuran ini terjadi pada 12 hingga 28 Mei 1942.
Di pertempuran ini, Tentara Merah pimpinan Marsekal Semyon Timoshenko berhasil terkepung oleh serangan penjepit Jerman, akibat perhitungan yang salah di pihak Stalin dan sejumlah jenderalnya.
Namun, kendati Stalin memang telah melakukan kesalahan dalam menilai kemampuan militer Jerman, melakukan serangan yang ceroboh, dan membawa bencana di Kharkov, pertempuran ini sebetulnya menunjukkan potensi Tentara Merah untuk melakukan serangan yang terkoordinasi.
Profil Elza Syarief, Pengacara Shella Saukia yang Ditunjuk untuk Lawan Doktif, Ternyata Musuh Bebuyutan Nikita Mirzani
Penulis | : | Grid |
Editor | : | Okki Margaretha |