Bahkan, batu-batu itu meluncur deras menghantam genting rumahnya hingga menimbulkan suara gemuruh.
Sinten yang semula bersantai di rumah pun langsung terperanjat dan panik saat membangunjan cucunya.
Dengan memekikkan suara, Sinten berteriak kepada Dewi bila Gunung Semeru sedang tidak baik-baik saja.
Sebut meletusnya Gunung Semeru bak kiamat, Sinten pun langsung melarikan diri bersama cucunya.
"Gunung Semeru meletus dengan cepat. Sebelumnya, tidak ada tanda-tanda akan erupsi. Saat erupsi seperti kiamat," katanya, saat ditemui di RSUD dr. Haryoto, Lumajang, Sabtu (4/12/2021).
Bersama Dewi, Sinten berlari ke rumah tetangga yang berjarak sekira 1 kilometer untuk berlindung.
Saat langit kembali terang, mereka kembali berlari ke masjid sekitar 5 kilometer untuk beristirehat dan merapalkan doa.
Source | : | Kompas.com,surabaya.tribunnews.com |
Penulis | : | Novia |
Editor | : | Nurul Nareswari |