Jimmy, yang telah menghabiskan sekitar enam minggu di pulau pada setiap dua kunjungannya, menambahkan, 'Ini adalah misi hidup saya untuk berbagi gambar seperti ini dengan dunia.
"Ini tentang berbagi keindahan dan kasih sayang dari manusia ini, memungkinkan saya masuk ke dalam warisan dan budaya mereka yang kaya. Mereka begitu terhubung dengan sumbernya."
"Ini adalah proses penyembuhan, ini tentang berhubungan dengan bagian jiwa yang paling dalam dan paling rentan, dan menangani kembali keseimbangan di dalam diri Anda."
"Saya mungkin tidak punya banyak uang, tetapi sebagai manusia, saya adalah salah satu orang terkaya yang pernah Anda ajak bicara, karena pengalaman yang mengizinkan saya di pulau-pulau ini," ujarnya.
Dan Jimmy berharap bisa kembali ke Kepulauan Marquesas sebanyak yang dia bisa, seperti dilansir dari Daily Mail.
Dia memamerkan foto-foto Marquesas yang menakjubkan di buku barunya, The Last Sentinels, dan berharap dapat mendidik pembaca tentang sejarah budaya tersembunyi ini.
“Ini bukan tentang mencoba melindungi mereka dan melindungi mereka dari dunia luar. Itu sombong.”
“Mereka harus diberi pilihan untuk dibawa lebih banyak ke negara maju, sementara juga disadarkan akan kekurangan kita,” pungkas Jimmy.
Melansir laman tahititourisme.com, Kepulauan Marquesas adalah campuran dari pantai pasir hitam dan teluk yang indah.
Dari Lembah Taipivai dan Teluk Hatiheu ke Anaho dan Hakaui, di mana Vaipo, air terjun tertinggi di Kepulauan Tahiti berada, pelancong diundang untuk mengagumi fenomena budaya dan alam.
Di hutan hujan yang rimbun, tempat ribuan artefak pra-Eropa berada, pelancong akan menemukan kuda liar, kambing, babi hutan, dan satwa liar lainnya.
Marquesans juga dihormati sebagai pengrajin terbaik di Polinesia Prancis.
Kreasi mereka termasuk ukiran, tato rumit, dan perhiasan tradisional.
Baca Juga: Negara Terapung Pertama di Dunia Akan Diluncurkan di Samudra Pasifik pada 2022, Tertarik Pindah?
(*)
Nyesek, Abidzar Ternyata Sempat Jedotin Kepalanya ke Tembok Usai Tahu Uje Meninggal, Umi Pipik: Dia Nyalahin Dirinya
Source | : | intisari,Tahiti Tourisme |
Penulis | : | Annisa Dienfitri |
Editor | : | Nurul Nareswari |