Laporan Wartawan Grid.ID, Annisa Dienfitri
Grid.ID - Sobat Grid, perrnahkah terpikir bahwa di belahan dunia ini terdapat sebuah pulau yang paling terisolasi?
Saking terisolasi, pulau yang bernama Kepulauan Marquesas disebut sebagai salah satu peradaban paling tak tersentuh di dunia.
Karenanya, penduduk Marquesas masih relatif tidak terpengaruh oleh betapa pesatnya kehidupan di negara maju.
Pulau-pulau Marquesass tersebar di tengah-tengah Samudra Pasifik, 1.400 km (880 mil) dari tujuan wisata terdekat Tahiti, di Polinesia Prancis.
Pulau utamanya yakni Nuku Hiva, Ua Huka, Hiva Oa, dan Fatu Hiva.
Walau sangat terisolasi, pemandangan Kepulauan Marquesas sungguh sangat menyejukkan mata semua orang yang melihatnya.
Pemandangan Kepulauan Marquesas pernah diabadikan oleh fotografer terkenal dunia, Jimmy Nelson.
Baca Juga: Berlayar ke Samudra Pasifik, Siwon Super Junior Merana Hadapi Rasa Mabuk Laut Ekstrem!
Jimmy Nelson menunjukkan seperti apa kehidupan di pulau-pulau itu, yang telah menjadi salah satu rahasia paling terjaga di dunia.
Melansir intisari.id, Jimmy dikenal sebagai fotografer suku dan masyarakat adat, dan diketahui telah mengunjungi Kepulauan Marquesas dua kali.
Foto-fotonya yang menakjubkan memamerkan pemandangan panorama 12 pulau, dimana hanya enam yang berpenghuni, dengan lanskap hijau pegunungan yang menginspirasi novel petualangan terkenal Robert Louis Stevenson, Treasure Island.
Penduduk pulau, yang dikenal sebagai Marquesans, telah mempertahankan rasa warisan yang kaya, berkeliling pulau dengan menunggang kuda.
"Mereka tercakup dalam tato kesukuan yang signifikan, dengan tato modern, seperti yang kita kenal, berasal dari pulau-pulau terpencil ini," kata Jimmy.
Fotografer Inggris, yang saat ini tinggal di Amsterdam itu menggambarkan pengalaman mengunjungi Kepulauan Marquesas sebagai 'kekayaan terbesar yang pernah Anda bayangkan'.
“Itu adalah bagian dunia yang indah, dan relatif masih belum tersentuh oleh negara maju,” kata Jimmy.
“Anda harus berusaha keras untuk sampai ke sana, karena jaraknya sekitar empat jam dengan pesawat dari Tahiti, jadi itu bukan tujuan paling populer.”
Sangat sedikit orang yang benar-benar menghabiskan waktu di sana, tetapi itu hanya berarti bahwa mereka yang berusaha untuk pergi, akan pergi dengan cinta dan kasih sayang dan keingintahuan untuk benar-benar mencari tahu tentang pulau-pulau itu.
Begitu berada di sana, perlu waktu lama untuk benar-benar terhubung dengan pulau dan budaya mereka.
The Marquesans tidak bisa berbahasa Inggris, jadi para pelancong harus mencari cara lain untuk berkomunikasi dengan mereka.
Pelancong harus menunjukkan kesabaran dan rasa ingin tahu kepada Marquesans tentang budaya mereka.
Namun dari situ, pelancong menjadi sangat emosional dan benar-benar sangat bersemangat saat mulai menjalin hubungan dengan mereka.
Kemudian, secara bertahap dan hati-hati mulai mengambil potret orang, dan menangkap kehidupan sebagaimana adanya di sana.
Baca Juga: Sempat Pakai Dolar Untuk Tisu Toilet, Negara Kaya ini Sengsara Karena Rakyatnya Hobi Foya-foya!
Jimmy, yang telah menghabiskan sekitar enam minggu di pulau pada setiap dua kunjungannya, menambahkan, 'Ini adalah misi hidup saya untuk berbagi gambar seperti ini dengan dunia.
"Ini tentang berbagi keindahan dan kasih sayang dari manusia ini, memungkinkan saya masuk ke dalam warisan dan budaya mereka yang kaya. Mereka begitu terhubung dengan sumbernya."
"Ini adalah proses penyembuhan, ini tentang berhubungan dengan bagian jiwa yang paling dalam dan paling rentan, dan menangani kembali keseimbangan di dalam diri Anda."
"Saya mungkin tidak punya banyak uang, tetapi sebagai manusia, saya adalah salah satu orang terkaya yang pernah Anda ajak bicara, karena pengalaman yang mengizinkan saya di pulau-pulau ini," ujarnya.
Dan Jimmy berharap bisa kembali ke Kepulauan Marquesas sebanyak yang dia bisa, seperti dilansir dari Daily Mail.
Dia memamerkan foto-foto Marquesas yang menakjubkan di buku barunya, The Last Sentinels, dan berharap dapat mendidik pembaca tentang sejarah budaya tersembunyi ini.
“Ini bukan tentang mencoba melindungi mereka dan melindungi mereka dari dunia luar. Itu sombong.”
“Mereka harus diberi pilihan untuk dibawa lebih banyak ke negara maju, sementara juga disadarkan akan kekurangan kita,” pungkas Jimmy.
Melansir laman tahititourisme.com, Kepulauan Marquesas adalah campuran dari pantai pasir hitam dan teluk yang indah.
Dari Lembah Taipivai dan Teluk Hatiheu ke Anaho dan Hakaui, di mana Vaipo, air terjun tertinggi di Kepulauan Tahiti berada, pelancong diundang untuk mengagumi fenomena budaya dan alam.
Di hutan hujan yang rimbun, tempat ribuan artefak pra-Eropa berada, pelancong akan menemukan kuda liar, kambing, babi hutan, dan satwa liar lainnya.
Marquesans juga dihormati sebagai pengrajin terbaik di Polinesia Prancis.
Kreasi mereka termasuk ukiran, tato rumit, dan perhiasan tradisional.
Baca Juga: Negara Terapung Pertama di Dunia Akan Diluncurkan di Samudra Pasifik pada 2022, Tertarik Pindah?
(*)
Nyesek, Abidzar Ternyata Sempat Jedotin Kepalanya ke Tembok Usai Tahu Uje Meninggal, Umi Pipik: Dia Nyalahin Dirinya
Source | : | intisari,Tahiti Tourisme |
Penulis | : | Annisa Dienfitri |
Editor | : | Nurul Nareswari |