Belakangan, kamfer sudah dibuat secara sintetik dan kebanyakan dimanfaatkan sebagai antiseptik dan rubefasien (pengiritasi kulit).
Kamfer di sini lain dengan kamfer yang digunakan untuk pengharum kamar, mobil, toilet, atau untuk mengusir serangga di almari kayu yang berisi buku atau pakaian.
Jenis ini disebut kapur barus (kamfer borneo) yang diperoleh dari endapan dalam celah-celah dan rongga kayu tanaman Dryobalanops aromafica (familia Dipterocarpaceae) asal Kalimantan dan Sumatra.
Kapur barus warnanya putih kekuningan sampai kuning kecoklatan, baunya khas mirip kamfer.
Senyawa aktif dari kapur barus adalah d-borneol.
Adakalanya bila untuk keperluan pengharum dan pengusir serangga digunakan senyawa organik Naftalena.
Saat seseorang merasa demam, obat gosok mengandung kamfer untuk obat gosok tadi sering digosokkan pada dada atau dihirup sebagai inhalasi.
Pada umumnya sediaan kamfer dalam obat paten tidak hanya mengandung kamfer, tetapi ditambah bahan aktif seperti mentol, metilsalisilat, Egenol, minyak Ekaliptis, dll.
Dulu memang kamfer pernah digunakan sebagai obat influenza, analgesik, serta gangguan tenggorokan.
Pada pemakaian secara oral, kamfer akan terabsorpsi baik dan dapat terdeteksi dalam darah setelah 20 menit ditelan.
Belakangan, setelah di ketahui dampak penggunaan kamfer oral ataupun tetes hidung tidak dipraktikkan lagi.
Source | : | Intisari Online |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |