Warga setempat percaya bahwa pohon Taru Menyan dapat menghilangkan semua aroma tidak sedap di area pemakaman karena aroma khas menyan yang dikeluarkannya.
Penasaran dengan fakta tentang tradisi pemakaman di Desa Trunyan lainnya? Simak pemaparan berikut.
Seperti diwartakan Kontan.co.id, sebelum dimakamkan, jenazah dibersihkan dengan air hujan dan dibungkus dengan kain.
Meski begitu, hanya bagian tubuhnya saja yang ditutup dengan kain sedangkan bagian kepala tidak ditutup.
Jenazah kemudian akan dibaringkan dalam sangkar bambu untuk menghindari serangan hewan buas.
Ketika sangkar sudah penuh, jenazah yang meninggal paling lama akan dikeluarkan sehingga ada ruang untuk mayat baru.
Nah, ketika tubuh jenazah sudah hancur karena panas matahari, tulang-tulangnya akan ditempatkan di altar di bawah pohon suci.
Baca Juga: Punya Kesan Mistis, 4 Lokasi ini Justru Jadi Destinasi Liburan Favorit untuk Dikunjungi Wisatawan!
Perlu diketahui bahwa area pemakaman di Desa Trunyan ini terbagi menjadi tiga yaitu Seme Wajah, Seme Batah, dan Seme Muda.
Seme Wajah diperuntukkan bagi jenazah yang meninggal dengan wajar dan Seme Batah untuk mereka yang meninggal dengan tidak wajar atau akibat kecelakaan.
Sedangkan Seme Muda adalah area pemakaman untuk bayi, anak kecil, ataupun orang yang belum menikah.
Fakta unik lainnya adalah perempuan dari Desa Trunyan tidak diperbolehkan untuk berkunjung ke pemakaman.
Viral, Pembeli Curhat Disuruh Bayar Biaya Pakai Sendok dan Garpu Saat Makan di Warung Mie Ayam, Nota Ini Jadi Buktinya
Source | : | Kontan.co.id,GridKids.id |
Penulis | : | Ragillita Desyaningrum |
Editor | : | Ragillita Desyaningrum |