Dia diwanti-wanti oleh pamannya agar menikah lebih dahulu.
“Soalnya kalau kamu menunggu menikah pulang dari luar negeri, kamu hanya akan mendapat wanita tua yang cerewet,” kata pamannya.
Pun sang paman membantunya mencarikan jodoh.
Nama Sinta, yang ternyata pernah menjadi murid Gus Dur pun diajukan sang paman.
Gus Dur segera mengiyakan tawaran itu.
Namun Sinta belum bersedia lantaran trauma dengan salah seorang guru yang pernah meminangnya ketika dia masih berusia 13 tahun.
Celakanya, nama guru itu juga Abdurrahman.
“Ah, Abdurrahman lagi, Abdurrahman lagi,” komentar Sinta ketika menerima surat dari Gus Dur pertama kalinya.
Kisah ini seperti ditulis Guntur Wiguna dalam buku: Koleksi Humor Gus Dur.
Namun pada akhirnya Sinta mulai bersimpati kepada Gus Dur ketika dia menerima surat dari Gus Dur yang mengeluhkan bahwa dia tidak naik tingkat karena terlalu aktif di PPI (Persatuan Pemuda Indonesia).
Lewat surat balasannya Sinta berusaha menghibur.
Nyesek, Abidzar Ternyata Sempat Jedotin Kepalanya ke Tembok Usai Tahu Uje Meninggal, Umi Pipik: Dia Nyalahin Dirinya
Source | : | Tribunwow.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Fidiah Nuzul Aini |