Perlu diketahui kalau temper tantrum pada anak adalah perilaku ekstrem, tidak menyenangkan, dan terkadang agresif sebagai bentuk frustasi atau kemarahan.
Biasanya perilaku itu diwujudkan dalam ledakan kemarahan yang tidak proporsional dengan situasi, biasanya berlangsung singkat.
Dilansir Grid.ID dari Kompas.com, Dokter Spesialis Anak Konsultan Tumbuh Kembang Anak dan Pediatri Sosial RS Pondok Indah, dr. Catharine Mayung Sambo Sp. A (K) menjelaskan lebih lanjut perihal tantrum pada anak.
Ternyata ciri tantrum pada anak bermacam-macam di antaranya menangis, menjerit/berteriak-teriak, “mogok” tidak mau bergerak, kaku, lemas, memukul, menendang, berguling-guling, melempar benda-benda, menahan napas, mendorong, hingga menggigit.
“Pada balita, tantrum setiap hari 1-2 kali dalam sehari masih umum terjadi, biasanya tidak berlangsung lama,” kata dr. Catharine.
“Penyebab paling umum tantrum pada anak biasanya terkait dengan hal-hal fisiologis, misalnya kelelahan, lapar, atau sedang sakit,” lanjutnya.
Akan tetapi, frustasi juga cukup sering menyebabkan tantrum.
Misalnya pada balita, frustasi dapat timbul ketika terjadi konflik internal antara keinginan diperhatikan orangtua dengan keinginan mandiri yang kuat.
Akan tetapi, ia belum mampu mengatasinya dengan baik.
Berikut lima cara mengatasi tantrum yang bisa dilakukan orangtua menurut dr. Catharine:
1. Orangtua bisa mengalihkan perhatian anak, misalnya dengan memindahkan anak ke tempat atau kamar lain, menawarkan pilihan mainan lain yang lebih aman, menyanyikan lagu, atau menunjukkan hal lainnya yang menarik.
Viral Rumah Dijual Rp 27 Juta di Yogyakarta, Kondisinya Horor dan Bikin Merinding, Akan Dibeli Joko Anwar?
Source | : | Kompas.com,Instagram |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Devi Agustiana |