Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Semua orangtua memiliki cara tersendiri dalam mengurus anak-anaknya, termasuk Sharena Gunawan.
Dalam hal mengatasi tantrum, ternyata istri Ryan Delon ini punya cara tersendiri yang unik.
Melalui unggahan media sosialnya yang Grid.ID kutip pada Sabtu (12/2/2022), Sharena Gunawan menjelaskan beberapa hal yang biasanya dilakukan saat menghadapi anak tantrum.
“Kalo udah mulai menyakiti diri sendiri harus mulai dibantu untuk stop. Dipegang / dipeluk / tahan.”
“Sbenernya kan kuncinya tantrum adalah di acknowledge feelingsnya (Pasti kamu lagi marah/sedih/kesel ya sekarang,” tulis Sharena Gunawan.
Jika anak sudah sampai melakukan tindakan yang menyakiti diri sendiri, Sharena akan mengambil langkah lain.
Wanita kelahiran 11 Oktober 1983 itu akan mulai agak mengintervensi anak dengan cara lembut, yaitu memberi arahan dan pelukan.
“Tapi kalo udh mulai menyakiti diri sendiri atau orang sekitarnya yah kita udah harus mulai intervensi.”
“Kalo kamu gak bisa berhenti mommy bantu yah *peluk*,” tulis Sharena.
Perlu diketahui kalau temper tantrum pada anak adalah perilaku ekstrem, tidak menyenangkan, dan terkadang agresif sebagai bentuk frustasi atau kemarahan.
Biasanya perilaku itu diwujudkan dalam ledakan kemarahan yang tidak proporsional dengan situasi, biasanya berlangsung singkat.
Dilansir Grid.ID dari Kompas.com, Dokter Spesialis Anak Konsultan Tumbuh Kembang Anak dan Pediatri Sosial RS Pondok Indah, dr. Catharine Mayung Sambo Sp. A (K) menjelaskan lebih lanjut perihal tantrum pada anak.
Ternyata ciri tantrum pada anak bermacam-macam di antaranya menangis, menjerit/berteriak-teriak, “mogok” tidak mau bergerak, kaku, lemas, memukul, menendang, berguling-guling, melempar benda-benda, menahan napas, mendorong, hingga menggigit.
“Pada balita, tantrum setiap hari 1-2 kali dalam sehari masih umum terjadi, biasanya tidak berlangsung lama,” kata dr. Catharine.
“Penyebab paling umum tantrum pada anak biasanya terkait dengan hal-hal fisiologis, misalnya kelelahan, lapar, atau sedang sakit,” lanjutnya.
Akan tetapi, frustasi juga cukup sering menyebabkan tantrum.
Misalnya pada balita, frustasi dapat timbul ketika terjadi konflik internal antara keinginan diperhatikan orangtua dengan keinginan mandiri yang kuat.
Akan tetapi, ia belum mampu mengatasinya dengan baik.
Berikut lima cara mengatasi tantrum yang bisa dilakukan orangtua menurut dr. Catharine:
1. Orangtua bisa mengalihkan perhatian anak, misalnya dengan memindahkan anak ke tempat atau kamar lain, menawarkan pilihan mainan lain yang lebih aman, menyanyikan lagu, atau menunjukkan hal lainnya yang menarik.
2. Bisa juga memberikan pilihan untuk hal kecil agar anak memiliki rasa mampu mengendalikan situasi.
3. Jangan memberi toleransi dan segera menghentikan perilaku yang menyakiti, seperti memukul, menendang, melempar, atau menggigit.
Buat kesepakatan bersama dalam keluarga (apa yang perlu dilakukan ketika anak menunjukkan perilaku menyakiti), misalnya time out atau mengambil mainan kesayangannya, dan terapkan hal tersebut.
4. Tahan dan tetap tenang, jangan sampai membentak atau memukul anak.
5. Pastikan lingkungan sekitar aman. Jika tantrum terjadi di tempat umum atau di jalan, lebih baik anak segera digendong sambil diingatkan tentang bahaya yang bisa terjadi.
Yang perlu dipahami kalau pola perilaku anak yang satu dapat berbeda dengan anak lainnya.
Jadi anak yang lebih sering tantrum, bukan berarti ia nakal ataupun orangtua kurang memberi perhatian.
(*)
Tangis Nunung Pecah saat Singgung Soal Kariernya di Dunia Hiburan, Sebut Perannya Kini Sudah Tergantikan
Source | : | Kompas.com,Instagram |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Devi Agustiana |