4. Mulailah dari perilaku yang mudah, sesuaikan dengan usia anak.
Misalnya, waktu bangun, waktu tidur, belajar dan rutinitas sehari-hari lainnya.
5. Untuk tahap awal, berikan penghargaan dan konsekuensi segera setelah anak melakukan perilaku yang diharapkan, sehingga ia menyadari apresiasi ini adalah akibat dari perbuatannya.
6 Jadikan latihan disiplin sebagai budaya bersama seisi rumah, sehingga anak tidak merasa melakukannya sendirian.
7. Bila anak masih melanggar atau melakukan kesalahan, tidak perlu berteriak untuk mengingatkannya.
Cukup contohkan bagaimana seharusnya.
Misal, anak tidak mau belajar di jam belajar, cukup temani membaca buku atau mengulang pelajaran yang seharusnya dilakukan.
Jadikan jam belajar sebagai kegiatan bersama, orang tua membaca buku/ majalah/ koran untuk menemani anak belajar.
8. Lakukan pendekatan yang sistematis dan kreatif agar anak bisa memperkuat dirinya dengan cara memperbaiki kesalahannya.
Bagaimana melakukan pendekatan itu?
Sebagai langkah awal anak harus memahami terlebih dahulu nilai-nilai yang dianut dalam keluarganya.
Misal, kejujuran dan penghormatan terhadap diri sendiri dan orang lain.
(*)
Pak Tarno Derita Sakit Stroke, Istri Pertama Ngaku Ogah Jenguk Gegara Kelakuan Bini Muda: Pelakor Itu!
Source | : | Intisari.grid.id,Nakita.ID |
Penulis | : | Annisa Dienfitri |
Editor | : | Ayu Wulansari K |