Tradisi Nyadran bisa disebut juga mengunjungi makam jamak yang dilakukan oleh masyarakat Jawa di berbagai daerah.
Masyarakat biasa melakukan tradisi Nyadran biasanya dilakukan massal atau berkelompok.
Dalam konteks sosio-kultural, nyadran menjadi media silaturahmi antar keluarga dan masyarakat.
Kemudian, Clifford Geertz dalam bukunya, Abangan, Santri, Priyayi dalam Masyarakat Jawa, menyampaikan bahwa nyadran merupakan ekspresi dan ungkapan kesalehan sosial masyarakat.
Itu artinya masyarakat yang mana menjunjung tinggi rasa gotong-royong, solidaritas, dan kebersamaan menjadi pola utamanya.
(*)
Nyesek, Abidzar Ternyata Sempat Jedotin Kepalanya ke Tembok Usai Tahu Uje Meninggal, Umi Pipik: Dia Nyalahin Dirinya
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com |
Penulis | : | Novia |
Editor | : | Nesiana |