Laporan Wartawan Grid.ID, Annisa Dienfitri
Grid.ID - Sobat Grid, pernahkah mendengar gaya hidup super sederhana yang diberi istilah freegan?
Gaya hidup freegan berhasil dibuktikan oleh seorang pria Singapura bernama Daniel Tay.
Berkat menerapkan freeganisme, Daniel Tay hanya menghabiskan 8 US Dollar atau setara Rp 100 ribu untuk keperluan makan sepanjang tahun 2017 lalu.
Melansir cleo.com dari Intisari, Daniel adalah seorang 'penyelam sampah', dia mencari barang-barang bekas untuk kebutuhannya, termasuk makanan.
Daniel merupakan penganut freegan.
Kaum freegan adalah mereka yang prihatin dengan kenyataan bahwa telah terjadi pemborosan yang dahsyat demi sebuah gaya hidup.
"Seorang freegan adalah orang yang menghabiskan sangat sedikit uang. Dia mencoba mendapatkan semuanya secara gratis," kata Daniel.
Setiap bulan, Daniel hanya mengeluarkan uang untuk kebutuhan seperti tagihan, investasi, dan hipotek.
Saat dia membeli makanan untuk kucingnya, dia malah jarang membeli makanan untuk dirinya sendiri.
Kisah awal Daniel menganut freegan diawali ketika ia bertemu orang asing yang tak disangka mengubah pola pikirnya pada November 2016.
Sejak saat itu, hidup Daniel yang bekerja sebagai perencana keuangan itu berubah.
Dalam sebuah acara Honesty Circles, orang-orang membicarakan tentang uang, sementara dia bertemu dengan pria bernama Colin.
"Sekitar 20 hingga 30 dari kami berbicara tentang menyerahkan pembayaran gaji yang stabil untuk mengejar hasrat kami."
"Tapi ketika giliran Colin, dia mengatakan 'Saya di akhir 40-an, sudah pensiun dan hanya menghabiskan 100 US Dollar sebulan'."
"'Saya tidak perlu khawatir tentang uang karena saya mendapatkan semuanya secara gratis'. Begitu kata Colin," tutur Daniel.
Colin menghabiskan uang 100 US Dollar dalam sebulan untuk membayar tagihan.
Daniel heran dengan bagaimana Colin dapat melakukannya.
Baca Juga: Berat Badannya Turun 43 Kg, Ternyata Wanita ini Cuma Makan Makanan Murah Meriah ini untuk Diet
Sementara ia yang perencana keuangan saja minimal harus mengeluarkan 1,500 US Dollar untuk hidup satu bulan di Singapura.
Colin telah hidup sebagai freegan sebelumnya selama dua tahun setelah mempelajari freeganisme dari internet.
Dia menyelami sampah di toko dan supermarket, serta mengumpulkan makanan yang akan dibuang oleh tetangganya.
Setelah bertukar pikiran dengan Colin, Daniel mendadak bersemangat mencoba gaya hidupnya.
Dalam perjalanan menuju freeganisme, semua rencana Daniel berjalan jauh lebih baik dari yang diharapkan.
Tetangga-tetangganya dengan senang hati memberinya makanan yang seharusnya mereka buang.
Bahkan mereka berterima kasih pada Daniel karena menyelamatkan mereka dari pemborosan.
Para tetangga bahkan menaruh langsung makanan yang tidak mereka inginkan di depan pintu rumah Daniel setiap hari.
"Itu belum berhenti sejak itu. Saya bangun untuk makan di luar pintu saya setiap pagi," katanya.
Lebih dari itu, Daniel merasa hubungannya dengan para tetangganya juga semakin dekat.
Dia juga mampu mengumpulkan begitu banyak buah dan sayuran yang dapat dimakan hingga memenuhi lemari esnya.
Saking banyaknya, Daniel membagikan lagi ke para tetangganya yang lain.
Daniel juga tidak mengeluarkan uang untuk kebutuhannya yang lain seperti mandi.
Dia mencari sisa-sisa sabun dan shampo di tempat sampah (kebiasaan orang membuang barang-barang ini meskipun masih sisa setengah).
Daniel juga menemukan tas, sepatu, peralatan rumah tangga lain, bahkan konsol PlayStation 3 yang masih berfungsi.
Melansir AsianOne, tujuan akhir dari apa yang Daniel lakukan semata demi kebebasan.
"Ada begitu banyak hal dalam hidup yang ingin saya lakukan."
"Freeganisme adalah pilihan yang memungkinkan saya untuk pergi dan melakukan hal-hal lain dalam hidup saya sekarang."
Selain itu, freeganisme mengurangi pemborosan makanan dan membantu lingkungan.
"Memberikan barang kepada orang lain memang membuat Anda lebih bahagia," kata Daniel.
Uang dapat membeli kenyamanan tetapi bukan kebahagiaan, Daniel menyadari bahwa memiliki lebih banyak barang tidak membuatnya bahagia.
Kebebasan finansial dan bebas dari ekspektasi juga merupakan hadiah terbesarnya.
"Saya sudah berhenti terlalu peduli tentang apa yang orang pikirkan tentang saya," kata Daniel.
"Perubahan terbesar (sejak mengadopsi freeganisme) adalah saya tidak lagi perlu terlalu khawatir tentang uang (karena) saya hanya membutuhkan sedikit uang."
"Saya menjadi lebih banyak akal dan saya tahu cara lain untuk mendapatkan hal-hal yang saya inginkan, tanpa harus menggunakan uang untuk membelinya," jelas Daniel.
(*)
Larang Ayah Rozak Jadi Calon Wali Kota Depok, Ayu Ting Ting Ngaku Tolak Tawaran Terjun ke Dunia Politik, Ternyata ini Alasannya
Source | : | asiaone,intisari |
Penulis | : | Annisa Dienfitri |
Editor | : | Ayu Wulansari K |